Warga Gaza selalu terancam atas serangan Israel. Foto: Anadolu
Gaza: Langit malam sebelumnya diterangi oleh ledakan yang terjadi di wilayah timur Gaza di sepanjang perbatasan dengan Israel.
Saksi mata menyebutkan bahwa militer Israel telah menyerang kota Beit Lahiya secara luas selama satu jam terakhir. Orang-orang terbangun karena suara ledakan dan tank-tank Israel bergerak mendekati wilayah permukiman.
Koresponden Al Jazeera menyebutkan, “Kami telah menerima lebih banyak laporan dari kota Rafah di Gaza selatan, yang menunjukkan bahwa pasukan Israel beroperasi di lingkungan Shaboura”.
“Pasukan Israel juga telah maju ke lingkungan as-Sultan, yang berada di sisi barat kota Rafah,” sebut laporan itu, dikutip dari Al Jazeera, Jumat 21 Maret 2025.
Penduduk Palestina di Rafah baru-baru ini mulai meninggalkan daerah itu, menuju al-Mawasi, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari kota.
“Dipahami bahwa serangan malam telah terjadi di semua wilayah di Jalur Gaza, sehingga melebihi kapasitas kamar mayat,” imbuh laporan itu.
Pasukan Israel lecehkan bocah
Sebuah kelompok hak anak menuduh pasukan Israel menelanjangi, mempermalukan, meneror, dan menahan dua anak Palestina di Tepi Barat yang diduduki, setelah menembak dan membunuh nenek mereka.
Defence for Children – Palestine (DCIP) mengatakan Ibrahim Abu Ghali, 7, dan Omar Mohammed Dirar Zaben, 13, sedang mengunjungi rumah kakek-nenek mereka pada 10 Maret, di sebelah barat Jenin, ketika nenek mereka ditembak karena keluar untuk mendengarkan azan subuh selama serangan militer Israel.
Tentara Israel kemudian memaksa kedua anak itu untuk menelanjangi diri hingga hanya mengenakan pakaian dalam di bawah todongan senjata, bersama kakek mereka. Hampir telanjang, ketiganya diikat tangannya dengan ikatan kabel, dan ditahan di luar ruangan dalam cuaca dingin selama sekitar satu jam sebelum didorong ke lantai atau kendaraan militer –,masih tanpa pakaian,– dan dibawa untuk diinterogasi.
“Memaksa anak-anak kecil untuk menelanjangi diri, menahan mereka dalam kondisi yang merendahkan martabat, dan menjadikan mereka korban teror psikologis adalah pelanggaran hukum internasional yang jelas dan merupakan perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat,” kata Ayed Abu Eqtaish dari DCIP.
Setelah hampir 12 jam “penahanan sewenang-wenang”, anak-anak tersebut dimasukkan ke dalam bak truk militer dan dibawa pulang –,masih mengenakan pakaian dalam,– di mana mereka menemukan nenek mereka telah terbunuh oleh tembakan Israel.
Lebih dari 590 warga Palestina telah tewas dalam serangan sejak Israel melanggar gencatan senjata Gaza pada Selasa 18 Maret 2025. Jumlah korban tewas terus meningkat karena serangan udara dan darat Israel semakin intensif.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 49.617 warga Palestina telah dipastikan tewas dan 112.950 terluka dalam perang Israel di Gaza. Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan warga Palestina yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas. Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin
Hamas pada 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.