Tim ekonom Bank DBS. Foto: Metrotvnews.com/Aulia Rahmani Hanifa.
Husen Miftahudin • 21 August 2025 10:15
Jakarta: Tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) untuk produk-produk asal Indonesia sebesar 19 persen diyakini tidak akan berdampak signifikan bagi ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data Bank DBS, ekspor Indonesia ke AS relatif kecil dibandingkan dengan negara Asia lainnya, sehingga secara keseluruhan tidak begitu berdampak bagi perekonomian nasional.
Bank DBS meyakini, tarif ini justru dapat menjadi peluang di saat tarif AS untuk produk-produk asal Tiongkok sudah di atas 50 persen.
Kondisi tersebut membuat banyak perusahaan manufaktur Tiongkok berpotensi merelokasi pabriknya. Indonesia dijadikan sebagai salah satu tujuan utama relokasi tersebut.
Meskipun sedang menghadapi tantangan global, Bank DBS tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2025 di angka 4,8 persen.
Angka ini dinilai stabil dan kuat, bahkan dibandingkan dengan negara-negara di kawasan yang diproyeksikan akan mengalami angka pertumbuhan yang lebih rendah.
Baca juga: Gegara Tarif Trump, BI Ramal Ekonomi Dunia Cuma Tumbuh 3,0% di 2025 |