Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, di Universitas Negeri Malang (UM), Jumat 2 Mei 2025/Dok. Pemprov Jatim
Daviq Umar Al Faruq • 3 May 2025 13:56
Malang: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, optimistis dapat menekan angka kemiskinan ekstrem di wilayahnya hingga nol persen pada 2026. Keyakinan ini ditegaskannya saat berdialog dengan para pilar sosial se-Malang Raya bersama Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, di Universitas Negeri Malang (UM), Jumat 2 Mei 2025.
Khofifah menyatakan, sinergi erat antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Sosial RI, yang didukung oleh para pilar sosial di lapangan, menjadi kunci utama dalam mencapai target ambisius tersebut. Upaya ini selaras dengan program Nawa Bhakti Satya Pemprov Jatim, Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, serta program unggulan pemerintah pusat lainnya.
"Ini memang arahan Pak Presiden Prabowo Subianto agar semua elemen bersinergi untuk menurunkan kemiskinan ekstrem sampai 0 persen di 2026 dan kemiskinan hingga di bawah 5 persen di 2029. Salah satu langkah yang kita ambil hari ini adalah dengan harmonisasi bersama pilar-pilar sosial demi menyatukan tujuan," tegas Khofifah.
Gubernur perempuan pertama Jatim ini menyadari betul peran krusial para pilar sosial yang terjun langsung di masyarakat. Oleh karena itu, Pemprov Jatim berkomitmen untuk menyejahterakan dan memperhatikan mereka melalui berbagai dukungan, termasuk jaminan sosial ketenagakerjaan bagi SDM PKH, TKSK, dan Tagana.
"Tapi ini tidak akan bisa kita capai jika pilar-pilar sosial kita tidak kita sejahterakan dan kita perhatikan. Karena merekalah yang turun langsung di garda terdepan di lapangan. Maka kalau kata Gus Ipul, ini dimulai dengan membuat pilar-pilar sosial tersenyum dahulu agar mereka bisa membuat orang lain tersenyum," imbuh Khofifah.
Pemprov Jatim juga mengalokasikan anggaran signifikan dari APBD untuk memperkuat para pilar sosial melalui peningkatan kapasitas, revitalisasi keanggotaan, pemenuhan sarana operasional, pemberian perlindungan kesejahteraan (BPJS-TK dan BPJS Kesehatan), serta pemberian sertifikasi dan reward.
Selain memperkuat pilar sosial, Khofifah juga menyoroti program andalan lain seperti PKH Plus yang menyasar keluarga dengan lansia di atas 70 tahun. Tak ketinggalan, program Sekolah Rakyat yang tengah dipersiapkan untuk anak-anak kurang mampu menjadi investasi jangka panjang dalam memberantas kemiskinan melalui pendidikan berkualitas.
"Yang terbaru, kami sedang mempersiapkan Sekolah Rakyat untuk anak-anak kurang mampu. Setiap sekolah, seperti arahan Pak Presiden, akan menampung sekitar 1.000 siswa-siswi dari jenjang SD hingga SMA. Karena pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk memberantas kemiskinan. Jadi anak-anak ini kami fasilitasi dengan harapan bisa memiliki masa depan lebih cerah dan mengangkat derajat keluarga," pungkasnya.
Sementara itu, Mensos Saifullah Yusuf menekankan pentingnya Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk memastikan bantuan sosial tepat sasaran. Ia juga mengingatkan bahwa kebijakan Presiden Prabowo adalah pemberdayaan sepanjang hayat, dengan motto 'Bansos Sementara - Berdaya Selamanya'.
Gus Ipul juga menyoroti pentingnya memastikan program Sekolah Rakyat benar-benar menyasar kelompok masyarakat desil 1 dan 2 tanpa adanya praktik KKN atau titipan. Sebagai simbol dukungan, Gubernur Khofifah dan Mensos Saifullah secara simbolis memberikan bantuan sepatu kepada calon peserta didik Sekolah Rakyat.