Gedung Sekolah yang Dijadikan Tempat Penampungan Diserang Israel, 16 Orang Tewas

Gaza hancur akibat diserang Israel. Foto: Anadolu

Gedung Sekolah yang Dijadikan Tempat Penampungan Diserang Israel, 16 Orang Tewas

Fajar Nugraha • 12 May 2025 17:23

Gaza: Serangan Israel terhadap sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 16 orang. Menurut pejabat kesehatan setempat, sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak,

“Setidaknya lima anak dan empat wanita termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan terhadap sebuah sekolah di daerah Jabaliya,” kata layanan darurat kementerian kesehatan Gaza, seperti dikutip Irish Examiner, Senin 12 Mei 2025.

Militer Israel mengatakan, mereka hanya menargetkan militan dan menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil karena para pejuangnya beroperasi di daerah padat penduduk. Tidak ada komentar langsung tentang serangan terbaru tersebut.

Serangan itu terjadi saat Presiden AS Donald Trump menuju Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab minggu ini.

Hamas mengatakan, sandera Amerika terakhir yang masih hidup di Gaza akan dibebaskan sebagai bagian dari upaya untuk menetapkan gencatan senjata, membuka kembali penyeberangan ke wilayah yang diblokade Israel, dan melanjutkan pengiriman bantuan ke daerah kantong yang babak belur itu.

Sementara dua pejabat Hamas telah mengatakan kepada The Associated Press bahwa mereka mengharapkan pembebasan Edan Alexander dalam 48 jam ke depan.

Utusan Trump, Steve Witkoff, mengonfirmasi dalam sebuah pesan kepada AP bahwa Hamas telah setuju untuk membebaskan Alexander sebagai isyarat niat baik terhadap Presiden AS.

Pengumuman pembebasan sandera pertama sejak Israel menggagalkan gencatan senjata pada bulan Maret terjadi sesaat sebelum Trump mengunjungi Timur Tengah minggu ini. Alexander adalah seorang tentara Israel-Amerika yang tumbuh besar di Amerika Serikat.

Setelah mengakhiri gencatan senjata dua bulan lalu, Israel mengintensifkan perang di Jalur Gaza, di mana blokade selama 10 minggu terhadap makanan, obat-obatan, dan pasokan lainnya memperburuk krisis kemanusiaan.

Pasien rumah sakit termasuk yang paling rentan karena warga Palestina di seluruh Gaza berjuang untuk memberi makan diri mereka sendiri.

Blokade Israel terhadap makanan dan pasokan lainnya yang memasuki wilayah tersebut kini memasuki bulan ketiga dan rumah sakit tidak dapat menyediakan makanan.

Keluarga harus membawa apa pun yang dapat mereka temukan untuk membantu orang yang mereka cintai pulih dan dokter mengatakan pasien telah kehilangan berat badan dalam beberapa minggu terakhir.

Kelompok bantuan mengatakan kekurangan gizi meningkat di seluruh Gaza. Distribusi makanan telah berakhir dan dapur amal segera ditutup. Pasar hampir kosong, tidak ada apa-apa kecuali barang kalengan dan sejumlah kecil sayur-sayuran, dan harga-harga pun meningkat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)