Nasib Teras Cihampelas Peninggalan Ridwan Kamil Mati Suri, Pedagang Pasrah

Suasana di Teras Cihampelas Bandung.

Nasib Teras Cihampelas Peninggalan Ridwan Kamil Mati Suri, Pedagang Pasrah

Roni Kurniawan • 10 April 2025 14:09

Bandung: Para pedagang di Teras Cihampelas Bandung hanya bisa gigit jari karena sepinya pengunjung yang datang ke tempat wisata tersebut. Lebih dari 100 kios tutup karena kondisi Teras Cihampelas yang tak lagi diminati pengunjung.

Berdasarkan pantauan Metrotvnews.com, kondisi Teras Cihampelas sangat sepi dari pengunjung. Bakan Teras Cihampelas nampak tidak terawat dan banyak aksi vandalisme baik di dinding maupun kios yang ditinggalkan para pedagang.

Tempat pusat informasi yang menjadi layanan utama di Teras Cihampelas sangat tidak terawat. Pusat informasi tersebut seperti pos kemananan namun sudah tidak dilengkapi dengan pintu, serta banyaknya tanaman liar yang bermunculan di lantai.

Menurut salah seorang pedagang di Teras Cihampelas, Supardi, kondisi tersebut terjadi sejak pandemi covid-19 pada 2020 silam. Meskipin covid-19 sudah berakhir, namun Teras Cihampelas nampak tak lagi diperhatikan Pemerintah Kota Bandung.

"Semenjak pas covid waktu itu, jadi sepi. Dan sampai sekarang juga sepi," ujar Supardi saat berbincang di Teras Cihampelas Bandung, Kamis, 10 April 2025.
 

Baca: Trotoar di Pasteur Mendadak Bersih usai Disidak Dedi Mulyadi

Supardi mengaku berjualan di Teras Cihampelas sejak pertama kali dibangun era kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada 2017 silam. Supardi pun terpaksa bertahan untuk berjualan di Teras Cihampelas karena kios tersebut mata pencaharian utama untuk keluarganya.

"Ya mau gimana lagi mas, dari pada di rumah juga. Lebih baik jualan, ya mudah-mudahan ada yang beli," bebernya.

Supardi pun mengaku kiosnya sempat dibobol maling barang dagangannya mulai dari minuman dan makanan hingga rokok raib. Akan tetapi Supardi tidak kapok dan tetap berjualan ditengah kesunyian Teras Cihampelas.

"Dulu pernah ada yang bobol, hilang barang dagangan. Tapi kalau enggak jualan disini, dimana lagi," sahutnya.

Area wisata di atas Jalan Cihampelas yang menelan anggaran sebesar Rp48 miliar tersebut pun kerap dijadikan tempat asusila karena minimnya pengawasan dari aparatur kewilayahan setempat. Hal itu diakui Supardi sempat viral di media sosial, namun pengawasan dari pihak keamanan hingga kini tidak berjalan maksimal.

"Ada yang patroli kesini dari satpol, bulak balik terus foto-foto," sambungnya.

Supardi berharap, Pemkot Bandung memiliki terobosan untuk menghidupkan kembali Teras Cihampelas agar para pedagang kembali membuka kiosnya. "Ya gimana lah caranya biar rame lagi, yang jualan banyak yang beli juga ada. Kalau sekarang kan, naik ke atas cuma lewat, kadang baru sampai tangga aja ada yang balik lagi," asa Supardi.

Sementara itu Raihan, salah seorang pengunjung mengaku Teras Cihampelas tidak lagi layaknya saat awal diresmikan. Bahkan diakui Raihan, Teras Cihampelas seperti tidak terawat dan tidak ada kehidupan.

"Asa keueung (menakutkan) gini. Jadi palaur aja (khawatir) kalau ke atas sendirian kaya gini. Udah mah sepi, kios tutup," cetus Raihan di Teras Cihampelas.

Sepeninggalan Ridwan Kamil, beberapa kepala daerah Kota Bandung dinilai tidak mampu untuk menghidupkan kembali Teras Cihampelas. Racikan Muhammad Farhan yang kini sebagai Wali Kota Bandung dinantikan para pedagang dan pengunjung untuk menghidupkan Teras Cihampelas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)