Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 11 March 2025 12:05
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin 10 Maret 2025 menegaskan bahwa perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Ukraina dapat terwujud dengan kepemimpinan Amerika Serikat serta koordinasi erat antara negara-negara Eropa.
“Posisi yang kuat di garis depan harus dibarengi dengan diplomasi yang tangguh untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Dengan kepemimpinan AS dan kerja sama seluruh Eropa, hal ini sangat memungkinkan,” ujar Zelensky melalui pernyataan di Telegram.
Ia menyoroti komitmen terbaru dari negara-negara Eropa dalam memperkuat pertahanan Ukraina, termasuk paket bantuan militer tambahan, peningkatan sistem pertahanan udara, serta investasi lebih besar dalam industri pertahanan Ukraina. Zelensky juga menyampaikan apresiasinya kepada para mitra Ukraina, menekankan bahwa upaya kolektif mereka telah membawa perdamaian semakin dekat.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Syhiba mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy.
“Menjelang pertemuan di Jeddah, saya menegaskan bahwa tidak ada pihak yang lebih menginginkan berakhirnya perang selain Ukraina,” tulis Syhiba di platform X.
“Kami membahas berbagai jalur menuju perdamaian serta keamanan jangka panjang bagi Ukraina,” imbuh Syhiba.
Mengutip dari Anadolu Agency, Selasa 11 Maret 2025, saat ini, Zelensky berada di Jeddah, Arab Saudi, untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman serta Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio. Pembicaraan antara pejabat Ukraina dan AS dijadwalkan berlangsung pada Selasa 11 Maret 2025.
Pemerintahan Presiden Donald Trump, yang bulan lalu mengadakan pertemuan kontroversial dengan Zelenskyy di Gedung Putih, telah menyerukan diakhirinya konflik di Ukraina. Washington juga menghentikan bantuan militer serta kerjasama intelijen dengan Kyiv, sambil menjajaki komunikasi langsung dengan Moskow.
Sementara itu, Arab Saudi juga menjadi tuan rumah dalam perundingan antara Rusia dan AS pada bulan lalu, yang menjadi bagian dari upaya diplomasi untuk menyelesaikan perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini.
(Muhammad Reyhansyah)