Layanan Call Center SAGI 127 menjadi kanal interaktif bagi siapa saja yang ingin melaporkan persoalan terkait pemenuhan gizi anak, mulai dari kualitas menu, pengelolaan limbah, hingga masalah distribusi di lapangan (Foto:Dok.Metro TV)
Jakarta: Badan Gizi Nasional (BGN) telah meluncurkan program Kampanye Nasional bertema Makan Bergizi Hak Anak Indonesia bersamaan dengan Peresmian Layanan Pengaduan Platform Digital Call Center atau dikenal sebagai Sentra Aduan Gizi Interaktif (SAGI) yang secara resmi beroperasi pada 17 November 2025, pukul 17.00 WIB.
Layanan Call Center SAGI 127 menjadi kanal interaktif bagi siapa saja yang ingin melaporkan persoalan terkait pemenuhan gizi anak, mulai dari kualitas menu, pengelolaan limbah, hingga masalah distribusi di lapangan. Layanan ini siap menerima dan menindaklanjuti aduan masyarakat selama 24 jam penuh dengan dukungan 127 operator.
Sebanyak 127 operator tersebut semuanya pegawai Badan Gizi Nasional (BGN) yang telah memahami seluk-beluk program MBG. Mereka siap menerima laporan masyarakat tanpa henti. Mereka bekerja dalam tiga shift, memastikan tak ada satu pun aduan yang terlewat.
Begitu laporan masuk, operator segera meneruskannya ke unit terkait: dari tim gizi daerah, pengelola SPPG, hingga kantor BGN pusat. Mekanisme ini disiapkan agar respons dapat diberikan secepat mungkin, terutama pada kasus yang berdampak langsung pada penyelenggaraan makan bergizi untuk anak.
Mendorong Budaya Laporkan dan Tindak
Call Center SAGI 127 bukan hanya tentang teknologi. Layanan ini merupakan ajakan untuk membangun budaya pelaporan dan tindak lanjut di masyarakat. Masyarakat, relawan, hingga petugas SPPG kini memiliki tempat yang jelas untuk menyampaikan suara mereka.
BGN pun menekankan bahwa semua laporan baik yang kecil maupun besar, akan diterima secara setara. Tujuannya sederhana yaitu memperbaiki kualitas layanan gizi di seluruh Indonesia, dari kota besar hingga desa terpencil.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai berjalan sejak awal 2025, telah menjangkau lebih dari 44 juta penerima manfaat di 38 provinsi. Angka ini menggambarkan betapa luasnya cakupan program, sekaligus menunjukkan berbagai tantangan yang tidak selalu tampak dari pusat.
Dengan 15.267 SPPG beroperasi setiap hari, dinamika lapangan sangat beragam. Di satu daerah, petugas mungkin berjuang dengan bahan makanan yang datang terlambat. Di daerah lain, masyarakat mengeluhkan menu yang kurang sesuai kebutuhan anak. Di titik berbeda, muncul persoalan limbah yang memerlukan respons cepat. Di sinilah SAGI 127 mengambil peran.
Mengawal Hak Gizi Anak Indonesia
Pada akhirnya, SAGI 127 bukan sekadar call center. Ia adalah jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan sistem layanan gizi nasional. Dengan pendekatan respons cepat, koordinasi lintas lembaga, dan dukungan operator yang kompeten, BGN berharap layanan ini dapat memperkuat kualitas Program Makan Bergizi Gratis yang terus berkembang.
Melalui layanan pengaduan yang terbuka 24 jam, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap anak Indonesia memiliki akses yang sama terhadap makanan bergizi tanpa ada hambatan yang dibiarkan berlarut. Sebab, pemenuhan gizi bukan hanya kebutuhan, tetapi hak dasar yang harus dijamin negara.