Hadapi Ancaman AS, Venezuela Minta Bantuan Militer Rusia dan Tiongkok

Presiden Venezuela Nicolás Maduro. 15 September 2025. EFE/Miguel Gutiérrez

Hadapi Ancaman AS, Venezuela Minta Bantuan Militer Rusia dan Tiongkok

Riza Aslam Khaeron • 1 November 2025 14:41

Caracas: Di tengah meningkatnya tekanan militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Karibia, Presiden Venezuela Nicolas Maduro secara aktif dilaporkan meminta dukungan pertahanan dari Rusia dan Tiongkok.

Mengutip laporan The Washington Post pada Jumat, 31 Oktober 2025, Maduro mengirim dua surat resmi—masing-masing ditujukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping—yang berisi permintaan kerja sama militer lanjutan untuk menghadapi kemungkinan agresi AS.

Dalam dokumen internal pemerintah AS yang diperoleh The Washington Post, disebutkan bahwa surat kepada Putin disusun untuk disampaikan melalui seorang pejabat senior Venezuela yang dijadwalkan mengunjungi Moskow bulan ini.

Dalam surat tersebut, Maduro meminta pemulihan jet tempur Sukhoi Su-30MK2, pengiriman radar pertahanan, 14 unit misil, serta dukungan logistik. Ia juga meminta skema pembiayaan menengah selama tiga tahun melalui Rostec, konglomerat pertahanan milik negara Rusia.

"Pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia adalah elemen penangkal paling penting yang dimiliki Pemerintah Nasional Venezuela dalam menghadapi ancaman perang," tulis pemerintah Venezuela dalam surat tersebut.

Sementara itu, kepada Xi Jinping, Maduro menyampaikan permintaan percepatan produksi sistem radar oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok serta ajakan memperluas kerja sama militer kedua negara.

"Dalam suratnya, Maduro menekankan betapa seriusnya ancaman agresi Amerika Serikat di wilayah Karibia, dan menggambarkan tindakan militer AS terhadap Venezuela sebagai serangan terhadap Tiongkok karena kesamaan ideologi di antara kedua negara," demikian bunyi dokumen pemerintah AS tersebut.

Masih menurut dokumen yang sama, Menteri Transportasi Venezuela Ramon Celestino Velasquez juga tengah mengatur pengiriman perangkat militer dari Iran, termasuk drone jarak jauh, alat pengacak GPS, dan sistem deteksi pasif. Velasquez dilaporkan akan menyampaikan permintaan ini langsung saat kunjungannya ke Teheran.
 

Baca Juga:
AS Dilaporkan Siap Serang Venezuela, Gedung Putih Bantah

Meski belum ada tanggapan terbuka dari Beijing, Moskow, maupun Teheran, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat malam menyatakan siap "merespons secara tepat" atas permintaan Venezuela "dalam menghadapi ancaman yang muncul."

Hubungan strategis Rusia-Venezuela telah terjalin sejak era Hugo Chávez. Pada Oktober ini, Moskow meratifikasi perjanjian kerja sama strategis baru dengan Caracas.

Namun para analis meragukan kesiapan Rusia untuk memberikan dukungan militer langsung, mengingat keterlibatannya dalam perang di Ukraina serta tekanan sanksi ekonomi dari negara-negara Barat.

"Apakah Rusia akan bertindak jika AS menyerang? Saya rasa itu tidak masuk dalam rencana langsung pemerintah Rusia saat ini," ujar Victor Jeifets, editor jurnal Russian Latin America.

Meski begitu, kepentingan ekonomi Rusia di Venezuela tetap signifikan. Rusia menguasai hak eksplorasi dua ladang gas lepas pantai dan memiliki saham di tiga proyek migas yang memproduksi sekitar 107.000 barel per hari—11 persen dari produksi nasional Venezuela. Nilai cadangan yang belum dieksploitasi diperkirakan mencapai 5 miliar dolar AS.

Sementara itu, ketegangan di Karibia terus meningkat. Sejak September, lebih dari 61 orang tewas dalam rangkaian serangan udara dan laut oleh AS terhadap kapal-kapal cepat yang dituduh menyelundupkan narkoba dari Venezuela. Armada tempur AS, termasuk kapal induk USS Gerald R. Ford, kini aktif beroperasi di sekitar perairan Venezuela.

Caracas menuding Washington sengaja merekayasa "perang abadi" untuk menggulingkan pemerintahannya dan mengganggu keseimbangan kekuatan di Amerika Latin, termasuk sekutunya seperti Kuba dan Nikaragua.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)