Genjot Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Gelaran Inaugural Global Business Summit on Belt and Road Initiative Infrastructure Investment for Better Business Better World and Sustainable Development Goals (KTT). Foto: Istimewa.

Genjot Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Husen Miftahudin • 28 May 2025 22:32

Jakarta: Pemerintah Indonesia resmi menggelar Inaugural Global Business Summit on Belt and Road Initiative Infrastructure Investment for Better Business Better World and Sustainable Development Goals (KTT).
 
Pada gelaran KTT tersebut, para pemimpin dari berbagai lembaga pemerintah, bisnis, organisasi internasional, akademisi, lembaga pemikir, dan organisasi non-pemerintah menjajaki cara mempromosikan pembangunan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan secara global melalui pembangunan kerja sama berkualitas tinggi di sepanjang Belt and Road Initiative (BRI).
 
Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Ekonomi dan Sosial Li Junhua menyoroti kekuatan kolaborasi bisnis global dalam mendorong pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan kerja sama internasional.
 
"Infrastruktur yang berkelanjutan harus rendah karbon, tangguh, dan dapat diakses oleh semua orang. Ini termasuk sistem transportasi terpadu yang dirancang untuk mengurangi emisi iklim, mendorong inklusi sosial, dan mendukung integrasi ekonomi lintas wilayah," ungkap Li Junhua dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 28 Mei 2025.
 
Sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan standar internasional, Belt and Road Initiative dapat memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap tujuan ini. "Sepuluh Prinsip Pakta Global PBB menawarkan kerangka kerja yang berguna bagi perusahaan yang berkomitmen untuk menegakkan tanggung jawab mereka," papar dia menyampaikan.
 

Baca juga: RI-Tiongkok Bangun Kerja Sama Teknologi dan Budaya
 

BRI jadi upaya infrastruktur paling ambisius

 
Sementara itu, Direktur Eksekutif United Nations Global Compact Sanda Ojiambo menyatakan, BRI yang mencakup berbagai benua merupakan salah satu upaya infrastruktur paling ambisius dalam sejarah. Namun, potensi sebenarnya tidak hanya terletak pada skala jalan raya, pelabuhan, atau rel kereta api, tetapi juga pada cara pembangunannya.
 
"Ke depannya, platform aksi kami untuk infrastruktur berkelanjutan bagi BRI mendesak para pelaku bisnis untuk, pertama, mengadopsi target berbasis sains untuk mendekarbonisasi proyek infrastruktur," terang dia.
 
Kedua, sambungnya, memprioritaskan prinsip ekonomi sirkular yang meminimalkan limbah dan memaksimalkan efisiensi sumber daya. Ketiga, melibatkan masyarakat sebagai mitra, memastikan proyek menghormati warisan budaya dan mengangkat mata pencaharian lokal.
 
"Terakhir, memanfaatkan pembiayaan campuran untuk mengoptimalkan investasi dan menarik modal bagi proyek-proyek yang selaras dengan SDG," jelas Sanda.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)