Trump Serukan Thailand dan Kamboja Segera Sepakati Gencatan Senjata

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Trump Serukan Thailand dan Kamboja Segera Sepakati Gencatan Senjata

Willy Haryono • 27 July 2025 08:32

Edinburgh: Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Sabtu bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Kamboja dan Thailand, di tengah upaya kedua negara mencapai "gencatan senjata segera" setelah pecahnya bentrokan di wilayah perbatasan.

Dalam kunjungan pribadi ke lapangan golf miliknya di Skotlandia, Trump menulis di platform Truth Social bahwa kedua negara “telah sepakat untuk segera bertemu dan dengan cepat merundingkan gencatan senjata, dan pada akhirnya, PERDAMAIAN!”

Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, membenarkan bahwa “pada prinsipnya, pihak Thailand telah menyetujui gencatan senjata.”

Namun ia menambahkan, “Thailand ingin melihat ketulusan dari pihak Kamboja dalam hal ini.”

Setidaknya 33 orang, terdiri dari warga sipil dan prajurit, dilaporkan tewas sejak bentrokan terjadi pada 24 Juli lalu. Ribuan warga Thailand dan Kamboja juga telah mengungsi dari wilayah perbatasan akibat kekerasan yang melibatkan artileri, drone, dan pasukan darat.

Mengutip dari BBC, Minggu, 27 Juli 2025, Trump berharap dapat melanjutkan pembicaraan dagang dengan Kamboja dan Thailand, namun menurutnya saat ini “belum pantas” menggelar perundingan hingga “pertempuran DIHENTIKAN.”

Pernyataan ini muncul hanya satu pekan sebelum tarif perdagangan Amerika Serikat terhadap Kamboja dan Thailand dijadwalkan mulai berlaku.

Mulai 1 Agustus, para eksportir dari Thailand atau Kamboja harus membayar pajak sebesar 36 persen jika barangnya ingin masuk ke AS, kecuali tercapai kesepakatan sebelum tenggat waktu tersebut.

Belum jelas bagaimana Trump bisa terlibat langsung dalam situasi ini, mengingat sehari sebelumnya Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa menyatakan, “Saya rasa kami belum memerlukan mediasi dari negara ketiga saat ini.”

Bentrokan Thailand-Kamboja

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sempat menawarkan diri untuk memfasilitasi perundingan damai antara Thailand dan Kamboja.

Sabtu pagi, pemerintah Kamboja telah lebih dahulu menyerukan “gencatan senjata segera tanpa syarat” dan mendorong penyelesaian damai atas sengketa perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun.

Setelah memulai harinya dengan bermain golf di resor mewah miliknya, Trump Turnberry di South Ayrshire, Skotlandia, Trump menyampaikan bahwa ia telah berbicara langsung dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan PM sementara Thailand, Phumtham.

“Setelah semuanya selesai, dan perdamaian tercapai, saya menantikan penyelesaian kesepakatan dagang dengan keduanya!” tulis Trump.

Thailand dan Kamboja saling tuduh sebagai pihak yang memulai bentrokan terbaru. Pemerintah Thailand mengklaim konflik dipicu oleh penggunaan drone militer Kamboja untuk mengintai pasukan Thailand di perbatasan. Sementara itu, Kamboja menuduh militer Thailand melanggar kesepakatan sebelumnya dengan mendekati sebuah candi Hindu-Khmer yang disengketakan.

Sengketa perbatasan antara kedua negara telah berlangsung lebih dari satu abad, berakar dari penarikan batas wilayah pasca-penjajahan Prancis atas Kamboja.

Bentrokan besar terakhir terjadi antara tahun 2008 hingga 2011, menewaskan sedikitnya 28 orang dan memaksa puluhan ribu warga mengungsi. Keputusan pengadilan PBB pada 2013 sempat meredakan konflik, namun ketegangan kembali meningkat sejak seorang tentara Kamboja tewas dalam insiden pada Mei lalu.

Baca juga:  Bentrokan Thailand-Kamboja Tewaskan 33 Orang, PBB Desak Gencatan Senjata

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)