Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 21 June 2025 09:14
Morristown: Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pada Jumat (waktu setempat) bahwa saat ini sulit untuk meminta Israel menghentikan serangan udaranya terhadap Iran, meskipun tekanan internasional untuk meredakan ketegangan terus meningkat, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Berbicara kepada wartawan setelah mendarat di Morristown, Trump menyebut keunggulan militer Israel saat ini sebagai alasan utama mengapa permintaan gencatan senjata dianggap tidak realistis secara diplomatik.
“Saya pikir sangat sulit membuat permintaan itu sekarang,” ujar Trump, melansir dari india Today, Sabtu, 21 Juni 2025.
“Kalau seseorang sedang menang, agak lebih sulit meminta mereka berhenti dibanding jika mereka sedang kalah. Tapi kami siap, bersedia, dan mampu, dan kami sudah berbicara dengan Iran. Kita lihat saja nanti.”
Trump menambahkan, “Memang sangat sulit untuk menghentikannya saat kita melihat kenyataan di lapangan. Israel unggul dalam hal perang, dan saya kira Iran kurang baik keadaannya. Agak sulit meminta pihak yang sedang unggul untuk berhenti.”
Presiden AS tersebut mengonfirmasi bahwa negosiasi dengan Iran masih berlangsung, namun ia meredam harapan akan tercapainya kemajuan dalam waktu dekat. Trump menyatakan AS akan menunggu sebelum memutuskan apakah akan mendukung Israel secara lebih langsung.
“Kami sudah berbicara dengan Iran, dan kita akan lihat apa yang terjadi. Dua minggu mungkin adalah waktu maksimal untuk melihat apakah orang-orang mulai berpikir jernih,” ujarnya.
Trump juga mengecam upaya mediasi yang dipimpin Eropa, yang gagal mencapai hasil selama perundingan di Jenewa baru-baru ini.
“Iran tidak ingin berbicara dengan Eropa. Mereka ingin berbicara dengan kami,” tegasnya. “Eropa tidak akan bisa membantu dalam hal ini.”
Meski kembali membangun citra sebagai “pembawa damai”, Trump menolak perbandingan dengan invasi AS ke Irak tahun 2003—perang yang selama ini ia kritik keras.
“Waktu itu tidak ada senjata pemusnah massal. Saya tidak pernah percaya ada,” katanya. “Itu pra-nuklir—tidak seperti sekarang.”
Mengenai program nuklir Iran saat ini, Trump menegaskan bahwa Iran telah mengumpulkan “jumlah material yang sangat besar.”
Di tengah pernyataan politik ini, korban terus berjatuhan. Kampanye udara Israel telah menewaskan 639 orang di Iran, termasuk sejumlah pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir, menurut Human Rights Activists News Agency. Sementara itu, serangan balasan rudal Iran telah menewaskan 24 warga sipil di Israel, menurut otoritas lokal.
Baca juga: PBB Desak Israel dan Iran segera Gencatan Senjata, Apa Kata Trump?