OPEC+ Tahan Produksi, Harga Minyak Terkerek

Ilustrasi harga minyak. Foto: dok ICDX

OPEC+ Tahan Produksi, Harga Minyak Terkerek

Eko Nordiansyah • 2 December 2025 08:20

Houston: Harga minyak sedikit menguat pada perdagangan Senin, 1 Desember 2025. Kenaikan ini didorong oleh penegasan kembali OPEC+, mereka akan mempertahankan produksi tetap stabil selama kuartal pertama, serta kekhawatiran pasokan yang muncul kembali akibat ketegangan geopolitik.

Melansir Investing.com, Selasa, 2 Desember 2025, minyak Brent berjangka yang berakhir Maret naik 1,0 persen menjadi USD62,58 per barel. Sementara kontrak yang berakhir pada Februari naik 1,0 persen menjadi USD63,01 per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga melonjak 1,0 persen menjadi USD59,11 per barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) pada Minggu menegaskan kembali rencananya untuk menghentikan sementara peningkatan produksi hingga kuartal pertama tahun depan, mempertahankan pemangkasan sukarela sekitar 3,24 juta barel per hari.

OPEC+ mengisyaratkan pendekatan yang hati-hati karena menghadapi tren permintaan yang tidak merata dan apa yang mereka lihat sebagai potensi kelebihan pasokan di pasar minyak mentah pada 2026. OPEC+ juga menyepakati mekanisme untuk mengevaluasi kapasitas produksi maksimum para anggota antara Januari dan September tahun depan, yang akan menjadi dasar penetapan kuota dasar untuk 2027.

"Hal ini tentu saja dapat menyebabkan perselisihan di antara para anggota, karena negara-negara ingin mengamankan kuota dasar yang lebih tinggi," ujar analis ING dalam sebuah catatan.
 



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Eskalasi antara AS dan Venezuela

Sementara itu, para pedagang mempertimbangkan risiko pasokan baru terkait retorika politik Presiden AS Donald Trump terkait Venezuela. Trump mengatakan ia sedang mempertimbangkan untuk menutup wilayah udara di atas negara tersebut.

"Eskalasi antara AS dan Venezuela ini membuat AS melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang diklaimnya membawa narkoba, sembari membangun kehadiran militernya di dekatnya. Venezuela mengekspor sekitar 800 ribu barel per hari, yang sebagian besar minyak mentahnya akan dikirim ke Tiongkok. Jelas, eskalasi lebih lanjut akan membahayakan pasokan ini.," ujar analis ING.

Dukungan tambahan untuk minyak mentah datang dari serangkaian serangan selama akhir pekan terhadap infrastruktur energi Rusia, yang mengganggu operasi ekspor.

Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), jalur utama untuk pengiriman minyak mentah Kazakhstan dan Rusia melalui Laut Hitam, mengatakan telah menangguhkan pemuatan setelah serangan pesawat nirawak angkatan laut menyebabkan kerusakan signifikan pada titik tambat di terminal Novorossiysk.

"Pengiriman dari terminal CPC rata-rata mencapai sekitar 1,48 juta barel per hari sepanjang tahun ini, naik sekitar 200 ribu barel per hari dari tahun lalu, seiring dengan perluasan ladang Tengiz di Kazakhstan yang mendukung ekspor," tambah analis ING.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)