Kepala BGN Klaim MBG Mampu Stabilkan Harga Pangan

Ilustrasi MBG. Foto: Dok. Metrotvnews.com

Kepala BGN Klaim MBG Mampu Stabilkan Harga Pangan

Fachri Audhia Hafiez • 16 December 2025 09:37

Jakarta: Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengeklaim bahwa lembaganya, sebagai pelaksana Program Makan Bergizi Gratis (MBG), mampu berperan menstabilkan harga pangan di tengah gejolak inflasi atau deflasi komoditas tertentu. Hal itu disampaikan Dadan dalam Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.

"Kalau permintaan akan telur sama ayam terlalu tinggi, kami bisa memberikan instruksi kepada SPPG agar menggunakan protein lain, contohnya bulan ini adalah bulan ikan maka kita anjurkan agar lebih banyak menggunakan ikan," kata Dadan dilansir Antara, Selasa, 16 Desember 2025.
 


Dadan menjelaskan BGN dapat menginstruksikan dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk menggunakan komoditas pangan yang sedang mengalami gejolak harga.

Sebaliknya, jika suatu komoditas pangan mengalami penurunan harga akibat kelebihan produksi, SPPG akan menyerap komoditas tersebut sebagai bahan baku dalam menu MBG. Sehingga membantu menstabilkan harga di tingkat petani.

Sebagai contoh, saat harga kentang turun, SPPG dapat diperintahkan untuk memasak menu yang menggunakan kentang satu hari dalam seminggu. Oleh karena itu, Dadan meminta agar BGN selalu diinformasikan jika ada bahan pangan yang mengalami tekanan harga atau bahkan tidak laku di pasaran.


Kepala BGN Dadan Hindayana. Foto: ANTARA/Fathur Rochman.

"Saya kira nanti di daerah-daerah bagi yang mendapat tekanan harga dan ada tidak laku, tinggal informasikan ke Badan Gizi supaya kita bisa instruksikan ke SPPG agar kita bisa stabilkan harga karena kapasitas pembelian SPPG cukup masif, Pak," tegas Dadan.

Dadan merinci bahwa pembelian bahan pangan oleh SPPG terbilang sangat masif. Untuk satu porsi menu MBG, SPPG setidaknya membutuhkan 200 kilogram beras, 350 kilogram sayur, 150 sisir pisang (setara 15 pohon pisang) sebagai buah, serta pasokan ikan lele dari dua kolam atau sedikitnya 3.000 ekor lele untuk menu protein tiap siswa.

"Betapa masifnya program makan bergizi dan saya kira sekarang sudah dirasakan oleh masyarakat banyak petani-petani pemuda yang sudah mulai beraktivitas di daerah masing-masing meningkatkan produktivitas wilayah," ucap Dadan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fachri Audhia Hafiez)