Wamenlu Rusia Peringatkan Barat soal Risiko Konfrontasi Nuklir

Ilustrasi bendera AS dan Rusia. (Anadolu Agency)

Wamenlu Rusia Peringatkan Barat soal Risiko Konfrontasi Nuklir

Willy Haryono • 27 December 2025 20:19

Moskow: Rusia menyerukan Amerika Serikat (AS) untuk menahan diri secara maksimal dalam hubungannya dengan Moskow, dengan mengingat masih adanya risiko konflik nuklir. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dalam wawancara yang disiarkan stasiun televisi Rossiya-1 pada Jumat kemarin.

Ryabkov mengatakan bahwa meningkatnya kontak dan dialog substantif antara Rusia dan Amerika Serikat membuat risiko “berada di tepi jurang konflik nuklir” tidak perlu dibesar-besarkan. Meski demikian, ia menekankan bahwa upaya berkelanjutan tetap dibutuhkan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

“Risiko konfrontasi ini tetap ada dan belum terselesaikan. Banyak hal akan bergantung pada bagaimana pemerintahan Donald Trump bertindak di masa depan,” kata Ryabkov, dikutip dari Antara, Sabtu, 27 Desember 2025.

Menurutnya, Rusia berharap kepemimpinan Amerika Serikat menunjukkan tingkat tanggung jawab tertinggi dalam mengelola hubungan bilateral dengan Moskow. Prinsip tersebut, kata Ryabkov, secara konsisten dan aktif didorong oleh Rusia melalui berbagai jalur diplomatik.

“Kami menyampaikan pesan yang jelas lewat semua saluran: pada akhirnya, inilah saatnya untuk terlibat dalam perundingan yang sungguh-sungguh dan bermakna,” ujarnya.

Ryabkov juga mendesak negara-negara Barat untuk tidak berspekulasi mengenai kapan perang besar akan pecah, melainkan memusatkan perhatian pada langkah-langkah konkret untuk mencegah konflik berskala luas.

“Saya lebih memilih tidak berspekulasi atau berteori tentang skenario terburuk,” katanya. “Siapa pun yang berharap bisa mengalahkan Rusia dalam konflik terbuka yang melibatkan koalisi Barat di bawah panji NATO, sangat keliru.”

Ia memperingatkan pihak-pihak yang mencoba mengalahkan negara bersenjata nuklir. “Secara definisi, hal itu mustahil dan merupakan jalan pasti menuju bencana,” tegas Ryabkov.

Pernyataan tersebut disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat dalam beberapa tahun terakhir. Ryabkov menyoroti aktivitas NATO yang disebutnya belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan barat Rusia, yang menurut Moskow meningkatkan risiko salah perhitungan strategis.

Pemerintah Rusia berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak mengancam negara mana pun, namun tidak akan mengabaikan tindakan yang dinilai mengancam kepentingan nasional dan keamanan strategisnya. Moskow menyatakan tetap terbuka pada dialog, tetapi menuntut agar kepentingannya diperlakukan secara setara dalam setiap pembicaraan internasional.

Baca juga:  Rusia Perkuat Triad Nuklir dalam Program Persenjataan 2027–2036

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)