Kelompok HAM Unggah Kesaksian Tahanan Palestina Terkait Kekejaman Tentara Israel

Tahanan Palestina disiksa di penjara Israel. (Anadolu)

Kelompok HAM Unggah Kesaksian Tahanan Palestina Terkait Kekejaman Tentara Israel

Marcheilla Ariesta • 16 August 2024 15:26

Tel Aviv: Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Israel, B'Tselem melaporkan adanya kekerasan dalam penjara Israel yang dialami oleh para tahanan Palestina. Laporan tersebut diambil dari kesaksian para tahanan Palestina yang bertahan dalam penahanan Israel.

"Leher saya sakit akibat pukulan dan sangat dingin di sana (penjara). Saya hampir tidak bisa berdiri, tapi mereka (militer Israel) memaksa kami berdiri di samping pagar kawat berduri setiap hari," kata Shaimaa Abu Jiab-Abu Foul (32) dari Kamp Pengungsi Jabalya kepada B'Tselem.

Dikutip dari Instagram mereka, Shaimaa mengaku diberikan makanan lewat pagar berduri. "Tetapi saya hampir tidak bisa makan," sambung dia.

Kesaksian lain diberikan oleh SB dari Yerusalem Timur. Menurutnya, kondisinya sangat tidak higienis.

"Kondisi yang tidak higienis memaksa kami untuk mandi, tidak ada air panas, larangan menjemur pakaian dan tidak boleh keluar, yang berarti kami harus tinggal di sel sempit untuk waktu yang lama dan tidak terpapar matahari, sehingga menyebabkan kami terpapar penyakit kulit," lanjutnya.

SB mengatakan, terkena jamur kuku. Namun, pengobatan yang ia terima adalah Tylenol.

Sementara Muhammad Srur (34) dari Distrik Ramallah mengaku mendengar suara teriakan tahanan lainnya yang dipukul para penjaga. Srur mengatakan, mereka berpindah dari satu kelompok tahanan ke kelompok lainnya untuk memukul dan mengumpat.

Srur menuturkan, ia pernah dirundung dengan disuruh berdiri, menutup matanya dan melilitkan bendera Israel, lalu mengambil videonya. "Kemudian salah satu dari mereka melingkarkan lengannya ke leher saya, mendorong saya ke bawah. Saya mendengar para tahanan tertawa dan saling meminta untuk merekam video," cerita Srur.

Tak hanya laki-laki, tahanan perempuan pun mendapat perlakuan sama. Seperti yang diceritakan Nabilah Miqdad (39), yang merupakan ibu dari lima anak.

"Mereka menempatkan kami di dalam kandang yang hanya memiliki kasur kecil dan selimut tipis yang tidak cukup untuk kami semua. Kami meminta lebih banyak selimut tapi mereka (tentara) menolak," kata Nabilah.

"Kami harus makan dengan tangan terikat dan begitulah kami juga pergi ke kamar mandi. Itu mengerikan," sambung dia.

Dari unggahan @theimeu di Instagram, terkait dengan penyiksaan yang diterima tahanan, mereka meminta agar hukum internasional ditegakkan. Pasalnya, penyiksaan itu bertentangan dengan hukum internasional yang berlaku.

"Kesaksian tentang pelecehan Israel ini tidak menyisakan ruang untuk keraguan bahwa Israel memiliki kebijakan sistemik dan institusional untuk menyiksa semua tawanan Palestina," kata mereka.

"Israel menggunakan uang dan dukungan AS untuk menjalankan kamp penyiksaan dan memperpanjang genosida terhadap warga Palestina. AS harus menghentikan aliran senjata ke Israel dan menggunakan kekuatan untuk menegakkan gencatan senjata segera dan permanen," pungkas unggahan tersebut.

Baca juga: Korban Tewas Serangan Israel ke Gaza Capai 40.000 Jiwa

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)