Harga Kebutuhan Pokok Melonjak Tajam, Warga Gaza Tidur dalam Kelaparan

Anak-anak di Gaza menderiat akibat serangan Israel. Foto: Anadolu

Harga Kebutuhan Pokok Melonjak Tajam, Warga Gaza Tidur dalam Kelaparan

Medcom • 29 August 2024 16:25

Gaza: Harga kebutuhan pokok di Gaza melonjak di luar jangkauan warganya lebih dari empat kali lipat sejak dimulainya konflik. Kondisi tersbebut membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar di tengah krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Situasi ini menambah tekanan bagi keluarga-keluarga yang sudah trauma dengan serangan militer Israel, tanpa ada tanda-tanda gencatan senjata.

Abu Issam, seorang warga Palestina dari Gaza Utara, mengeluhkan kelangkaan bahan pangan seperti sayuran, produk daging, dan telur.

“Kami tidak memiliki sayuran, produk daging, telur, atau apa pun. Di mana pemerintah? Di mana orang-orangnya? Mereka seharusnya memperhatikan kami, mengasihani rakyat. Biarkan saya memberi tahu Anda sesuatu - kemarin saya tidur dalam keadaan lapar,” ujar Issam, seperti dikutip BBC, Kamis 29 Agustus 2024.

Penduduk mengatakan, harga tiga buah kentang saat ini mencapai 150 Shekel  atau sekitar Rp630 ribu padahal sebelum perang, satu kilogram kentang hanya seharga dua Shekel atau sekitar Rp8 ribu. Satu botol madu biasanya berharga 25 Shekel atau Rp105 ribu, sekarang dijual seharga 85 Shekel atau sekitar Rp357 ribu.

Warga juga mengatakan, sebagian besar dari mereka kini bergantung pada produk kalengan yang diperoleh melalui bantuan kemanusiaan, karena bahan pangan lain hampir tidak tersedia.

“Kami sekarang mengharapkan anggur yang biasa kami tanam di tanah kami. Anak Anda meminta uang untuk membeli beberapa barang, tapi sekarang bahkan 5 Shekel (Rp21 ribu) untuk anak Anda tidak cukup untuk membeli satu produk pun,” kata penduduk Gaza, Abu Anwar Hassanein.

Menurut sebuah penilaian dari pemantau kelaparan global yang diterbitkan pada 25 Juni, risiko kelaparan semakin tinggi selama perang masih berlanjut dan akses kemanusiaan dibatasi. Lebih dari 495,000 orang di Gaza berada dalam kondisi kekurangan pangan yang sangat parah, menurut laporan dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC).

Sebelum konflik, dua pertiga dari populasi hidup dalam kemiskinan dan 45 persen angkatan kerja menganggur. Pasca perang, pemulihan ekonomi Gaza bisa memakan waktu puluhan tahun.

“Kami tidak dapat hidup, kami tidak dapat membeli apapun. Tidak ada apa-apa, kami tidak bekerja,” kata seorang pekerja Palestina, Mohammed al-Katnany.

“Kalian memiliki wanita hamil, bagaimana mereka bisa membesarkan anak mereka saat hamil? Bagaimana dia bisa melahirkan? Penyakit ada di mana-mana,” kata Hassanein.

Menurut otoritas kesehatan setempat, hingga saat ini, lebih dari 40,500 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan Israel dan daerah tersebut telah hancur lebur. Sementara sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah beberapa kali mengungsi dan menghadapi kekurangan makanan serta obat-obatan yang sangat akut, menurut badan-badan kemanusiaan.

Perang terbaru dimulai setelah militan Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut perhitungan Israel. (Shofiy Nabilah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)