Pakistan. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 3 September 2024 13:03
Karachi: Laju inflasi harga konsumen tahunan Pakistan melambat menjadi 9,6 persen pada Agustus 2024.
Angka inflasi sejalan dengan proyeksi Kementerian Keuangan Pakistan yang dirilis pekan lalu yakni kisaran 9,5 hingga 10,5 persen pada Agustus 2024. Kementerian tersebut memperkirakan penurunan lebih lanjut pada September.
Angka Consumer Price Index (CPI) tahunan Pakistan pada Agustus turun dari 27,4 persen tahun lalu dan 11,1 persen pada bulan Juli. Tingkat inflasi bulanan adalah 0,4 persen.
"Inflasi turun karena mata uang tetap stabil selama 12 bulan terakhir," kata Asisten Wakil Presiden Penelitian di Perusahaan Investasi Pak-Kuwait Adnan Sami Sheikh dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 3 September 2024.
Ia menambahkan mata uang rupee telah naik 9-10 persen terhadap dolar dibandingkan tahun lalu, didukung oleh langkah-langkah Pakistan untuk membatasi permintaan terhadap dolar AS melalui kontrol impor, suku bunga tinggi, dan tindakan lainnya.
Bank sentral Pakistan telah memangkas suku bunga selama dua kali pertemuan berturut-turut dari tingkat tertinggi sepanjang sejarah sebesar 22 persen menjadi 19,5 persen. Bank sentral akan bertemu lagi untuk meninjau kebijakan moneter pada 12 September 2024.
Laporan bulanan kementerian tersebut mengatakan, pemangkasan suku bunga terbaru akan menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali dan akan mendukung pemulihan ekonomi berkelanjutan pada tahun anggaran 2025.
Inflasi terus melambat
Dalam wawancara dengan Reuters minggu ini, kepala Bank Sentral Pakistan Jameel Ahmed mengatakan pemotongan suku bunga baru-baru ini di Pakistan telah menghasilkan efek yang diinginkan, dengan inflasi terus melambat dan transaksi berjalan tetap terkendali, meskipun ada pemotongan.
"Meskipun suku bunga diperkirakan turun dalam jangka menengah, kecil kemungkinan permintaan akan kembali ke tingkat sebelumnya," kata Sheikh, seraya menyebutkan kenaikan harga listrik dan bahan bakar.
"Hal ini mengembalikan pemerintah pada situasi Catch 22, di mana merangsang pertumbuhan juga merangsang krisis neraca pembayaran," imbuhnya.
Pakistan mencapai kesepakatan bulan lalu dengan Dana Moneter Internasional untuk program pinjaman sebesar USD7 miliar yang mencakup langkah-langkah ketat seperti pajak yang lebih tinggi atas pendapatan pertanian dan harga listrik.
Prospek pergerakan tersebut telah membuat warga Pakistan kelas menengah dan miskin khawatir. Namun, inflasi telah mulai menurun, meskipun dari tingkat yang tinggi.