Singapura. Foto: Unsplash.
Singapura: Pendanaan untuk teknologi kecerdasan buatan (AI) di sektor fintech Singapura melonjak 77 persen pada paruh kedua 2023. Meskipun terjadi penurunan investasi fintech secara global di tengah ketidakpastian ekonomi.
Berdasarkan laporan Pulse of Fintech KPMG, pendanaan
fintech AI pada di Republik ini meningkat menjadi USD333,1 juta, dibandingkan dengan USD148,1 juta pada kuartal I-2024. Hal ini menjadikan total investasi setahun penuh menjadi USD481,2 juta di 24 transaksi di sektor ini.
Meskipun terdapat kinerja pendanaan yang kuat di sektor fintech AI, Singapura masih merasakan dampak buruk dari musim dingin pendanaan pada 2023. Total investasi fintech pada paruh kedua tahun ini turun 64 persen menjadi USD747 juta dalam 87 transaksi, dibandingkan dengan USD1,5 miliar di 102 kesepakatan di paruh pertama.
Selama setahun penuh, sektor fintech Singapura mencatat penurunan total pendanaan sebesar 68 persen menjadi USD2,2 miliar, dengan aktivitas kesepakatan berkurang separuh menjadi 189, bertepatan dengan penurunan global.
KPMG mengaitkan penurunan aktivitas investasi dengan sentimen investor yang lebih berhati-hati, di tengah kondisi exit environment yang lesu di berbagai wilayah yang memiliki konflik geopolitik dan tingkat suku bunga yang tinggi.
“Meningkatnya pengawasan terhadap potensi kesepakatan fintech, dengan penekanan pada profitabilitas dan menghindari kerugian, semakin membentuk lanskap pendanaan pada 2023,” kata KPMG, dilansir
The Business Times, Selasa, 6 Februari 2024.
Total investasi di pasar fintech global turun ke level terendah dalam enam tahun terakhir sebesar USD113,7 miliar melalui 4.547 transaksi, turun dari USD196,6 miliar dalam 7.515 transaksi pada 2022.
Nilai kesepakatan merger dan akuisisi (M&A) turun menjadi USD56,4 miliar dari USD98,2 miliar pada tahun 2022, dan investasi modal ventura global turun menjadi USD46,3 miliar dari USD88,8 miliar. Hanya investasi ekuitas swasta yang mencatat pertumbuhan, naik dari USD9,6 miliar pada 2022 menjadi USD11 miliar pada 2023.
"Paruh kedua 2023 menunjukkan sedikit ketahanan dengan sedikit peningkatan dibandingkan paruh pertama, meningkat dari USD55,5 miliar pada Semester I menjadi USD58,2 miliar pada Semester II-2023,” kata KPMG,
Bidang pembayaran masuk investasi tertinggi
KPMG seraya menambahkan bahwa sedikit pemulihan tersebut didukung oleh enam kesepakatan yang melebihi USD1 miliar. Ini termasuk akuisisi Black Knight (USD11,7 miliar), Adenza (USD10,5 miliar), dan peningkatan ekuitas swasta oleh Finastra (USD6,9 miliar).
Berdasarkan sektor, bidang pembayaran menarik porsi investasi fintech global tertinggi, yaitu sebesar USD20,7 miliar, meskipun angka ini turun secara signifikan dari USD58 miliar pada tahun 2022. Sektor teknologi properti (
proptech) dan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG) juga memperoleh daya tarik.
“Investasi Proptech melonjak ke rekor tertinggi sebesar USD13,4 miliar pada tahun 2023, sementara investasi fintech yang berfokus pada ESG mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, meningkat dari USD1,2 miliar menjadi USD2,3 miliar,” jelas dia.
Laporan tersebut memperkirakan investasi fintech global akan tetap lemah pada kuartal pertama 2024 mengingat konflik global yang sedang berlangsung, suku bunga yang tinggi, dan kurangnya pintu keluar (output) yang terus berlanjut. Namun, solusi AI kemungkinan akan tetap menarik.
“Aktivitas M&A juga bisa mulai pulih karena investor lebih serius memperhatikan aset-aset yang mengalami kesulitan,” tambah KPMG.