McDonald. Foto: Unsplash.
New York: Gejolak di Timur Tengah berdampak buruk pada penjualan restoran McDonald. Kinerja McDonald’s berada di bawah konsensus analis. Pendapatan perusahaan mencapai USD6,41 miliar atau dibawah perkiraan konsensus analis LSEG sebesar USD6,45 miliar.
Raksasa makanan cepat saji ini melaporkan laba bersih kuartal keempat sebesar USD2,04 miliar, atau USD2,80 per saham, naik dari USD1,9 miliar, atau USD2,59 per saham dari tahun sebelumnya. Di luar penghapusan perangkat lunak yang tidak lagi digunakan, biaya restrukturisasi, dan hal-hal lainnya, McDonald's memperoleh laba bersih USD2,95 per saham.
baca juga:
McDonalds Perbesar Saham di Tiongkok
|
Penjualan jaringan toko yang sama secara global tumbuh 3,4 persen pada kuartal ini, jauh di bawah perkiraan Street Account sebesar 4,7 persen karena penjualan di Timur Tengah mengalami kesulitan.
Segmen pasar berlisensi pengembangan internasional mengalami peningkatan penjualan di toko yang sama hanya sebesar 0,7 persen. McDonald's mengatakan penjualan divisi tersebut tertinggal akibat perang Israel-Hamas.
Penjualan McDonald's di Timur Tengah terhenti karena boikot setelah pemegang lisensinya di Israel menawarkan diskon untuk tentara. Perusahaan juga harus menutup sementara beberapa lokasi untuk memastikan keselamatan karyawan dari protes.
CEO McDonald's Chris Kempczinski melihat penjualan di beberapa pasar di luar Timur Tengah melemah akibat boikot tersebut. Ia menyebut penjualan di Malaysia dan Indonesia yang keduanya berpenduduk mayoritas beragama Islam mengalami penurunan.
"Perusahaan sedang memantau perkembangan situasi, yang diperkirakan akan terus berdampak negatif pada penjualan dan pendapatan selama perang berlanjut,” kata dia dilansir
CNBC International, Selasa, 6 Februari 2024.
Penjualan di Tiongkok dan Jepang, melaporkan pertumbuhan penjualan toko yang positif pada kuartal ini. Penjualan toko dalam negeri naik 4,3 persen, sesuai dengan ekspektasi, dibantu oleh kenaikan harga menu. Perusahaan juga memuji pertumbuhan pemasaran dan penjualan digital yang efektif. Pada kuartal ketiga, McDonald's mengatakan penjualanya di AS turun karena konsumen berpendapatan rendah mengurangi belanja mereka.
Ini merupakan tanda konsumen mulai menghindari harga yang lebih tinggi dari toko tersebut. McDonald’s juga telah meluncurkan versi burgernya yang lebih baik sebagai upaya untuk meyakinkan pelanggan harganya sepadan. “Pertempurannya tentu saja berada pada konsumen berpendapatan rendah,” kata dia.
Segmen pasar internasional melemah
Segmen pasar internasional yang dioperasikan perusahaan, yang mencakup Kanada, Australia, dan Jerman, melaporkan pertumbuhan penjualan toko sebesar 4,4 persen pada periode tersebut atau lebih rendah dari perkiraan Street Account sebesar 5,1 persen.
McDonald’s menegaskan kembali perkiraannya pada Desember, restoran-restoran baru akan meningkatkan pertumbuhan penjualan di seluruh sistemnya sebesar hampir dua persen di 2024.
Perusahaan berencana membuka lebih dari 2.100 lokasi baru tahun ini sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk mempercepat ekspansi dan menjangkau lebih banyak pelanggan.
Perusahaan juga mengatakan akan menghabiskan antara USD2,5 miliar dan USD2,7 miliar tahun ini untuk belanja modal. Lebih dari separuh dana tersebut akan digunakan untuk membuka restoran baru di AS dan pasar internasionalnya.