Iran Desak Negara Islam Bersatu Hentikan Serangan Israel di Gaza

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Foto: Anadolu

Iran Desak Negara Islam Bersatu Hentikan Serangan Israel di Gaza

Fajar Nugraha • 20 December 2024 14:40

Teheran: Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, pada hari Kamis menyerukan negara-negara Islam untuk bersatu menghentikan serangan Israel di Gaza, Lebanon dan Suriah.

Berbicara pada pertemuan puncak D-8 di ibu kota Mesir, Kairo, Pezeshkian mengatakan “pembunuhan brutal terhadap warga sipil” di Gaza telah “mengungkap dimensi baru teror.”

“Adalah kewajiban agama, hukum, dan kemanusiaan kita untuk mengambil tindakan yang lebih praktis dan segera untuk mencegah terjadinya kerugian lebih lanjut terhadap orang-orang yang kita cintai di wilayah yang dilanda krisis,” ujar, Masoud Pezeshkian sebagai presiden Iran, dikutip dari Anadolu, Jumat, 20 Desember 2024.

Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan hampir 45.100 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Pemimpin Iran tiba di Kairo Rabu malam untuk menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Ekonomi D-8 yang diselenggarakan oleh Mesir tahun ini.

Kunjungan tersebut merupakan yang pertama dilakukan oleh seorang presiden Iran ke Mesir dalam lebih dari satu dekade, karena hubungan antara kedua negara telah lama tegang.

Negara-negara anggota D-8 adalah Iran, Turki, Pakistan, Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Mesir, dan Nigeria. Kelompok ini dibentuk pada tahun 1997 melalui Deklarasi Istanbul pada KTT Kepala Negara.

Kerja sama multilateral

Pezeshkian mengatakan ia berharap kepemimpinan Mesir dalam organisasi D-8 akan menyaksikan “mendalamnya persahabatan dan persaudaraan di antara para anggota” serta “peningkatan kerja sama multilateral.”

"Aspek penting sejarah peradaban manusia telah terungkap di tanah Mesir, di sepanjang Sungai Nil yang besar. Keindahan historis dan memesona tanah Islam ini terus menampilkan mahakarya perpaduan peradaban kuno dengan budaya Islam yang kaya," kata Pezeshkian.

Presiden Iran mengatakan bahwa menjaga persahabatan dan menjalin hubungan baru “melalui kerja sama multilateral antara negara-negara Islam, berdasarkan pembangunan dan kepentingan kolektif, lebih penting dari sebelumnya.”

Pezeshkian mengatakan tema pertemuan puncak tahun ini telah dipilih dengan bijak, dan langkah menuju multilateralisme serta penciptaan jaringan ekonomi dan perdagangan cerdas merupakan “pendekatan logis yang mencerminkan aspirasi mayoritas negara anggota D-8.”

“Inisiatif berbasis pengetahuan dan jalur pembangunan merupakan area di mana pemuda memainkan peran perintis. Negara-negara anggota D-8, dengan kemampuan sumber daya manusia dan infrastruktur yang luas, dapat mencapai posisi luar biasa dalam mengintegrasikan industri dan teknologi,” imbuh Pezeshkian.

Ia mengatakan Iran siap mendukung upaya kewirausahaan bersama oleh kaum muda dalam kerangka D-8, yang meliputi penciptaan bank ide dan investasi D-8 bersama, pendirian taman sains dan teknologi bersama, penyelenggaraan wisata dan pertemuan ilmiah dan teknologi, penanaman modal dalam perusahaan kecil dan menengah untuk menanggulangi tantangan ketenagakerjaan kaum muda, dan penyelenggaraan pameran produk berbasis pengetahuan.

Pezeshkian juga menunjuk pada rendahnya volume perdagangan antara negara-negara D-8 dan berharap adanya peningkatan.
“Saya mengusulkan agar pertemuan puncak itu mengeluarkan arahan untuk pemanfaatan teknologi modern yang efektif guna meningkatkan ketahanan ekonomi negara-negara anggota,” katanya.

Pezeshkian mengatakan Iran akan segera menjadi tuan rumah pertemuan pertama komite komunikasi dan teknologi informasi D-8. (Siti Khumaira Susetyo)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)