Peluncur roket milik Rusia. Foto: EFE
Fajar Nugraha • 22 November 2024 11:06
Moskow: Rusia menembakkan rudal balistik hipersonik jarak menengah bernama ‘Oreshnik’ ke kota Dnipro, Ukraina, pada Kamis 21 November 2024. Presiden Vladimir Putin pun bersuara terkait penembakan rudal ini.
Presiden Vladimir Putin dalam pidato televisi menyebut bahwa langkah ini adalah tanggapan langsung terhadap tindakan Amerika Serikat dan Inggris yang memungkinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan senjata canggih.
"Konflik regional di Ukraina yang dipicu oleh Barat kini telah memiliki elemen berskala global," ujar Putin dalam pidato yang disiarkan pada pukul 20.00 waktu Moskow, dilansir dari Channel News Asia, Jumat 22 November 2024.
Seorang pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa Washington telah diberi tahu oleh Rusia sesaat sebelum serangan berlangsung. Informasi ini kemudian diteruskan kepada Ukraina dan sekutu lain untuk mengantisipasi kemungkinan dampak dari penggunaan senjata baru tersebut.
Ukraina awalnya menyatakan bahwa senjata yang digunakan Rusia adalah rudal balistik antarbenua (ICBM), jenis senjata yang biasanya dirancang untuk serangan nuklir jarak jauh.
Namun, pejabat Amerika Serikat mengklarifikasi bahwa senjata tersebut adalah rudal balistik jarak menengah (IRBM), yang memiliki jangkauan lebih pendek tetapi tetap sangat mematikan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dalam pernyataan videonya mengatakan bahwa rudal yang ditembakkan memiliki kecepatan dan ketinggian khas rudal antarbenua. Saat ini, penyelidikan teknis tengah dilakukan untuk memastikan karakteristik sebenarnya dari rudal tersebut.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina mendesak komunitas internasional untuk bereaksi cepat terhadap apa yang mereka sebut sebagai eskalasi serius oleh Rusia.