Ekonomi Jepang Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Ekonomi Jepang. Foto: Unsplash.

Ekonomi Jepang Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Arif Wicaksono • 10 June 2024 12:39

Tokyo: Perekonomian Jepang mengalami kontraksi lebih kecil dari prediksi analis pada Januari-Maret 2024. Hal ini memberikan sedikit dukungan terhadap rencana bank sentral untuk menaikkan suku bunga lagi tahun ini.

Para analis memperkirakan perekonomian Jepang telah mencapai titik terendah dalam tiga bulan pertama tahun ini, meskipun pelemahan yen dan gangguan pada pabrik-pabrik mobil besar terus mengaburkan prospek untuk kuartal ini.
 

baca juga:

BOJ Khawatirkan Target Inflasi Jepang Bakal Meleset


"Namun hasil revisi PDB memudahkan Bank of Japan (BOJ) untuk merasa terdorong mengenai kenaikan suku bunga di masa depan karena mereka menilai investasi modal meningkat meski hanya sedikit," kata Ekonom Senior di Nomura Securities Kohei Okazaki, dilansir Channel News Asia, Senin, 10 Juni 2024.

PDB Jepang menyusut sebesar 1,8 persen yang direvisi secara tahunan pada kuartal pertama dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Penurunan yang lebih kecil dari perkiraan median para ekonom yaitu kontraksi 1,9 persen dan penurunan estimasi awal sebesar 2,0 persen.

Angka yang direvisi ini berarti kontraksi kuartal-ke-kuartal sebesar 0,5 persen berdasarkan penyesuaian harga, tidak berubah dari angka awal yang dikeluarkan bulan lalu.

Data PDB yang direvisi muncul di tengah spekulasi BOJ mungkin membahas pemotongan pembelian obligasi pemerintah Jepang (JGB) pada tinjauan kebijakannya minggu ini sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi stimulus moneter untuk mengekang pelemahan yen.

Investor sedang mencari petunjuk mengenai waktu kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral, yang menaikkan suku bunga pada Maret untuk pertama kalinya sejak 2007 sebagai pergeseran penting dari kebijakan moneter ultra-longgar.

"Kami dapat mengatakan belanja modal meningkat pada paruh kedua akhir tahun fiskal pada Maret 2024. Kondisi belanja modal saat ini melegakan tetapi kita harus berhati-hati terhadap prospeknya,” kata Okazaki.

"Kami juga dapat mempertahankan pandangan konsumsi berada di jalur pemulihan karena kenaikan gaji yang besar dan kuat yang disepakati dalam pembicaraan ketenagakerjaan tahunan dan pemotongan pajak penghasilan yang dimulai sejak Juni," tegas dia.

Konsumsi swasta

Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian Jepang, turun 0,7 persen pada kuartal pertama, tidak berubah dari perkiraan awal karena kenaikan biaya hidup menekan keuangan rumah tangga. Ini merupakan penurunan keempat berturut-turut.

Data menunjukkan permintaan eksternal, atau ekspor dikurangi impor, berkurang 0,4 poin persentase dari keseluruhan PDB, sementara permintaan domestik turun 0,1 poin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)