Siti Yona Hukmana • 13 October 2024 19:54
Jakarta: Influencer Putra Aji Sujati melakukan survei terhadap anak muda di Indonesia. Diketahui bahwa gen z menginginkan pemerintah hadir untuk memberikan sarana prasarana sebagai penunjang kegiatan positif.
"Anak-anak gen z bisa ku bilang masih kebingungan sih untuk mencari wadah yang jelas. Makanya sebenarnya dari berbagai anak-anak gen z atau berbagai daerah yang sempat ku temui, anak gen z itu hanya ingin negara itu hadir memberikan sarana-prasarana," kata Putra dalam program Crosscheck Medcom.id Minggu, 13 Oktober 2024.
Selain itu, anak muda disebut juga ingin adanya ruang publik. Seperti titik berkumpul, baik itu komunitas atau tempat anak-anak gen z bisa saling bertemu untuk berdiskusi, mencurahkan isi pikirannya, yang akhirnya menghasilkan sebuah gerakan sosial.
Menurutnya, beberapa tahun terakhir gen z tengah gencar membangun komunitas-komunitas sesama gen z. Seperti Youth Rangers, Pijar, dan Distrik Berisik.
"Nah kebetulan aku kan juga bagian dari Distrik Berisik, di mana Distrik Berisik itu komunitas atau wadah anak muda untuk lebih melek tentang sosial, politik, lingkungan, dan pengembangan sumber daya manusia. Nah, Distrik Berisik itu memiliki nilai jual, yuk kita sama-sama bangun potensi anak muda di Indonesia," ungkapnya.
Putra menilai gen z memiliki nilai jual lebih, bila dilihat di platform media sosialnya. Dia menyebut ada banyak rekannya yang kuliah di luar negeri ketika pulang ke Indonesia peduli terhadap lingkungan. Sampai membuat gerakan sosial mengajak kerja sama dengan rekan-rekan lainnya.
"Atau yang kita kenal seperti Pandawara Group itu juga salah satu kan, nilai jualan plus bukti bahwa gen z itu sebenarnya peduli kok asalkan kita sama-sama saling support," ucap influencer mewakili gen z itu.
Meski, kata Putra, banyak kritikan masuk ke Pandawara Group tentang kegiatan sosialnya dibayar. Putra memandang dibayar pun uangnya bukan untuk pribadi, melainkan keperluan komunitas agar bisa tumbuh.
"Di dalam itu kan kita nggak dapat uang dari pemerintah, kita uang dari hasil misalkan fundraising atau kegitan-kegitan yang kita kolaborasi dengan sponsor ngadain event, uang yang kita simpan di kas komunitas kita bangun kegitan-kegitan tertentu, pelatihan , sosial movement atau bikin event besar yang langsung bekerja sama," terangnya.
Dia mencontohkan komunitas Distrik Berisik beberapa bulan lalu fokus mengawal pemilihan kepala daerah pilkada (Pilkada). Putra mengatakan gen z mengadakan kegian di Banten dengan menguji calon kepala daerah dalam 100 hari kerja pertama.
Kemudian di Bandung, Distrik Berisik mengadakan project bernama Rengas Dengklok Project. Konsepnya seperti menculik calon kepala daerah untuk diajak diskusi dan membuat perjanjian kontrak dengan tanda tangan.
"Kalau dia tidak menjalankan yang dia tulis, ya dia kena hukuman, karena sudah tanda tangan kontrak dan Distrik Berisik itu sebenernya yang anak gen z itu seru kok bikin event-event kayak gitu soalnya kan kita berkolaborasi," tutur pria yang dijuluki Ketua DPR Gen Z itu.
Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda (Sekjen Hipmi) Anggawira sepakat dengan pemberian sarana prasarana kepada gen z. Dukungan untuk anak muda disebut bukan hanya dari pemerintah pusat namun bisa juga dari pemerintah daerah.
"Mungkin di beberapa daerah, yang memang pemimpin daerahnya peka, pemimpin daerahnya juga mau mendengarkan aspirasi daripada teman-teman gen z, banyak juga terobosan-terobosan yang dilakukan," kata Angga.
Seperti, kata dia, menyiapkan ruang terbuka atau ruang publik yang bisa dijadikan sarana bagi anak muda untuk bertumbuh. Menurutnya, sarana itu bisa dalam bentuk working space bersama-sama.
"Adanya juga sarana tadi ekosistem digital yang ada sarana-sarana olahraga dan memang ini harus menjadi sebuah ekosistem yang memang tugas pemerintah, saya sepakat tadi harus hadir memfasilitasi hal tersebut," tambah dia.