Capres Anies Baswedan. (tangkapan layar)
Theofilus Ifan Sucipto • 22 November 2023 10:41
Jakarta: Calon presiden (capres) Anies Baswedan ingin mengubah pendekatan pemerintahan selama ini. Pemerintah seyogianya bekerja sama dengan publik supaya pembangunan tepat sasaran.
"Pendekatan top down menjadi pendekatan kolaborasi dan gotong-royong, karena memiliki kewenangan bukan berarti memiliki pengetahuan, punya kewenangan bukan berarti monopolisasi," kata Anies dalam dialog terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Rabu, 22 November 2023.
Anies berkaca pada peran negara yang sangat besar di era 1950 hingga 1970-an. Kala itu, negara berkuasa penuh atas berbagai sektor seperti pendidikan.
"Pelaku nonnegara masih kecil, karena itu mengandalkan negara. Sekarang pelaku nonnegara makin hari makin besar," papar dia.
Anies mencontohkan peran Muhammadiyah yang dalam memakmurkan rakyat. Muhammadiyah telah membangun 112 rumah sakit, 5.345 sekolah, 172 perguruan tinggi, 440 pesantren, hingga 1.012 amal usaha kesejahteraan sosial.
"Kalau negara hanya membayangkan kemajuan lewat negara, salah. Kemajuan adalah kolaborasi kekuatan negara dan kekuatan unsur civil society," tegas dia.
Anies menyebut sudah saatnya ada kesempatan yang sama bagi siswa di sekolah negeri dan swasta. Sebab, semua sekolah bertujuan mengajar dan mendidik seluruh anak Indonesia.
"Kami mulai di Jakarta, penerimaan siswa baru digabung sekolah negeri dan swasta menerima dalam satu sistem penerimaan," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Menurut Anies, kebijakan itu hendak mengirimkan sebuah pesan. Yakni, seluruh sekolah milik Indonesia bahkan ada sekolah yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka.
"Sudah saatnya disetarakan semua kebijakan itu dalam semua kebijakan yang insyaallah akan dibuat," tutur dia.