Ilustrasi, dolar AS. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 21 February 2024 08:53
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan tipis pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena lemahnya imbal hasil (yield) AS di sesi yang tidak memiliki pendorong signifikan.
Mengutip Dailyfx.com, Rabu, 21 Februari 2024, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, kehilangan 0,17 persen menjadi 104,079.
Volatilitas di ruang valuta asing (valas) dimungkinkan meningkat pada akhir minggu ini, berkat peristiwa berdampak besar dalam kalender ekonomi AS pada Rabu waktu setempat, yakni rilis risalah pertemuan terbaru Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Risalah tersebut akan memberikan tingkat kejelasan yang lebih besar mengenai penilaian bank sentral terhadap prospek inflasi dan kemungkinan waktu penurunan suku bunga pertama, sehingga para pelaku pasar harus menguraikan dan menganalisis dokumen tersebut dengan cermat.
Berdasarkan komentar beberapa pejabat Fed baru-baru ini, hasil pertemuan terakhir mungkin menandakan terbatasnya minat untuk segera menurunkan suku bunga sebagai respons terhadap stagnasi kemajuan disinflasi. Skenario ini akan meningkatkan imbal hasil Treasury AS, sehingga dapat memperkuat dolar AS.
Baca juga: Pasar Menanti Pertemuan The Fed, Rupiah Melemah