Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan skrining awal pada peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Indonesia sebagai langkah awal pencegahan yang diharapkan mampu dilakukan tindakan awal.
"Ini adalah suatu kajian singkat yang kita lakukan melalui penggunaan sebuah kuesioner PHQ-9 (Patient Health Questionnaire-9) yang memang sudah standar untuk sebagai deteksi awal," ungkap Siti Nadia Tarmizi dalam program Metro Siang, Rabu 17 April 2024.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan mendata sebanyak 22,4% mahasiswa program pendidikan dokter spesialis terdeteksi mengalami gejala depresi. Sekitar 3% di antaranya bahkan mengaku merasa lebih baik mengakhiri hidup atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apapun.
Siti Nadia Tarmisi mengungkap dari hasil survei terungkap ada empat hal yang menjadi pemicu gejala depresi. Di antaranya beban pendidikan yang cukup besar, beban pelayanan serta faktor ekonomi. Sebab selama mengikuti pendidikan spesialis dikatakan bahwa PPDS tidak mendapatkan upah ataupun insentif khusus, sementara mereka harus membayar biaya pendidikan yang cukup tinggi.
"Dan terakhir adanya perudungan. Karena kami melihat bahwa masih adanya laporan-laporan perundungan yang dilakukan terutama di rumah sakit vertikal," jelas Nadia.