Kestabilan Ekonomi Indonesia Jadi Kunci Tampil 'Seksi' Sambut Kerja Sama Internasional

20 November 2024 18:50

Presiden Prabowo Subianto melanjutkan agenda lawatan kenegaraanya ke Inggris. Sebelumnya Prabowo bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Keakraban Indonesia dengan Tiongkok dan AS membuat Indonesia tampil sebagai primadona di antara dua kekuatan besar dunia.

Direktur Riset Indo Pasific Strategic Intellegence Aisha R. Kusumasomantri menyebut langkah Indonesia memanfaatkan dua kekuatan besar adalah langkah yang cakap. Aisha menambahkan Indonesia perlu memperkuat beberapa sektor agar semakin mendapatkan kepercayaan dunia.

"Pada dasarnya memang kita bisa menjadi primadona dengan beberapa syarat, yang pertama adalah kita harus menjaga perekonomian kita untuk tetap kuat. Karena mau tidak mau agar kita tidak terpengaruh oleh kekuatan-kekuatan besar kita harus punya bargaining position atau posisi tawar sehingga kita bisa punya posisi yang independen dalam menentukan arah kebijakan kita sendiri," tutur Aisha dalam Program Special Report, Metro TV, Rabu 20 November 2024.
 

Baca: Dari Brasil, Presiden Prabowo Bertolak ke Inggris

Aisha menyebut ekonomi yang lemah berisiko ketergantungan atas kekuatan luar negeri dan mengancam stabilitas nasional.

"Jangan sampai ekonomi kita lemah lalu kita menjadi ketergantungan dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri," ucapnya.

Hal kedua yang perlu Indonesia perkuat menurut Aisha adalah demokrasi yang sehat.
 
Baca: Pertemuan Presiden Prabowo-Biden, Tonggak Penting Kemitraan Indonesia-Amerika Serikat

"Kedua adalah demokrasi yang sehat. Demokrasi yang sifatnya partisipatoris dan sehat. Demokrasi di sini sebagai check and balance atau kemudian adanya fungsi kontrol dari masyarakat. Sebenarnya penting untuk melihat kedekatan pemerintah dengan salah satu kekuatan," katanya.

Menurutnya, dengan ekonomi yang kuat dan demokrasi yang sehat. Indonesia akan semakin gesit di kancah kerja sama internasional.

"Ketika misalnya kita sudah terlalu dekat dengan Tiongkok atau Amerika Serikat fungsi check and balance-nya kemudian bekerja kita mengingatkan bahwa kita tetap di posisi bebas aktif. Kita tetap netral, kita tetap melakukan kebijakan luar negeri yang sifatnya netral tapi tetap aktif," tuturnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)