Direktur Riset Indo Pasific Strategic Intellegence Aisha R. Kusumasomantri menyebut kedekatan Indonesia dengan
Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) berpotensi menguntungkan. Hal ini berdasarkan sikap politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan cenderung netral.
"Pada dasarnya Indonesia punya free and active foreign policy ya, bebas aktif dalam artian kita tidak bisa memihak ke salah satu pihak secara konstitusi. Kita tidak bisa bergabung dengan aliansi dengan koalisi. Makanya sebenarnya secara lahiriah kebijakan luar negeri Indonesia itu sifatnya netral," kata Aisha dalam Program Special Report, Metro TV, Rabu, 20 November 2024.
Aisha mengungkap, di balik masifnya investasi
Tiongkok ke Indonesia, Tiongkok dianggap memiliki intensi lainnya.
"Tiongkok ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia ini melihat adanya potensi kerja sama dengan Tiongkok secara besar. Investasi memang meningkat, perdagangan meningkat. Tetapi permasalahannya kita tidak yakin dengan apa intensi Tiongkok dibalik hal itu," tutur Aisha.
"Karena kita tahu bahwa ada isu-isu di
Laut Cina Selatan khususnya di mana Tiongkok melakukan teritorial claim di Laut Cina Selatan melalui
nine dash line. Ini menjadi permasalahan karena kita tidak yakin posisi tiongkoknya seperti apa. Jadi masih ada tendensi Tiongkok untuk kemudian menjadi agresif di kawasan tersebut," ucap Aisha.
Aisha menyebut Indonesia mencoba mengimbangi tendensi Tiongkok dengan meningkatkan kerja sama dengan AS.
"Indonesia sekarang adalah mencoba untuk kemudian mengimbangi Kekuatan tersebut dengan menciptakan adanya perimbangan pengaruh kedua negara tersebut. Salah satu hal yang kita lihat di sini adalah Indonesia ini meningkatkan kerja samanya dengan
Amerika Serikat," katanya.
Menurut Aisha, Peningkatan kerja sama di antara Indonesia dan AS salah satunya di bidang pertahanan yang ditandai meningkatnya latihan bersama militer kedua negara.
"Peningkatan ini dilakukan dengan berbagai macam kerja sama. Termasuk di antaranya adalah meningkatnya jumlah latihan bersama militer antara
Indonesia dengan AS dalam beberapa tahun terakhir. Kita seperti membangun
safety net untuk tetap menjaga keseimbangan antara dua itu," ungkap Aisha.
Menurut Aisha hal ini menggambarkan sikap politik luar negeri Indonesia yang netral. Indonesia cukup aktif menjaga keseimbangan tersebut hingga Indonesia tidak berpihak ke salah satu pihak.
"Ini justru menguntungkan bagi kita karena hal ini pragmatis. Dari segi ekonomi kita bisa mendapatkan keuntungan, dan kita bisa mendapatkan garansi keamanan dari kekuatan besar AS," pungkasnya.