Pengamat Sebut Alih Fungsi Lahan Penyebab Banjir Besar di Bali

13 September 2025 11:00

Jakarta: Pengamat Tata Tuang dan Perkotaan Universitas Udayana (Unud), Putu Rumawan Salain, menilai bahwa banjir di Bali kali ini merupakan banjir terbesar selama 70 tahun terakhir. Selain karena hujan deras, Ia menyebut penyebab utama banjir besar ini karena alih fungsi lahan yang masif. 

"Saya lebih setuju mengatakan bahwa banjir itu bukan karena hujan. Saya melihat lebih lanjut (penyebabnya) terjadi karena pembangunan atau perubahan fungsi lahan yang cukup masif sejak beberapa tahun," tutur Putu, dikutip dari Metro Pagi Primetime, Metro TV, Sabtu, 13 September 2025.
 

Baca Juga: Hujan dan Sampah Jadi Pemicu Banjir di Bali

Maraknya alih fungsi lahan yang terjadi mengakibatkan permukaan bumi tak lagi dapat menyerap air. Maka tak heran hujan deras seharian menimbulkan banjir besar.

"Memang hujan cukup panjang durasinya dan intensitasnya tinggi, sehingga dengan demikian daya tampung air di permukaan bumi tidak sanggup diresap penuh sehingga mereka melimpah dan mengalir ke mana-mana," kata Putu. 

Sebelumnya,  banjir bandang dan longsor melanda sejumlah wilayah di Bali pada Selasa, 9 September 2025. Bencana ini memberikan dampak besar bagi masyarakat. Belasan orang dilaporkan tewas, sebagian lainnya masih hilang hingga aktivitas masyarakat menjadi lumpuh.

Sebagai informasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi bali mengungkap jumlah korban meninggal akibat bencana banjir di Bali, bertambah. Per hari ini, Sabtu, 13 September 2025 jumlah korban meninggal tercatat 17 orang dan 5 masih hilang

"Merujuk laporan sampai pukul 12.00 Wita, korban meninggal dunia Kota Denpasar 11 korban, Kabupaten Jembrana 2 korban, Kabupaten Gianyar 3 korban, Kabupaten Badung, 1 korban. Sehingga total korban meninggal berjumlah 18 orang," ujar Kepala UPTD PBD (Pusdalops PB) I Wayan Suryawan dalam keterangan resminya, Sabtu, 13 September 2025.

Berikut identitas 17 korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi.

  1. Ni Made Ratip (P/70) (Gianyar)
  2. Ni Wayan Suweni (P/50) (Gianyar)
  3. Ni Made Rupet (P/87) (Gianyar)
  4. Endang Cahyani Ayu (P/-) (Badung)
  5. Komang Oka Sudiastawa (L/34) (Jembrana)
  6. Nita Kumala (P/22) (Jembrana)
  7. Ni Wayan Puspa (P/-) (Denpasar)
  8. Nadira (P/48) (Denpasar)
  9. Ni Wayan Lenyod (P/56) (Denpasar)
  10. Dede Rio Adi Saputra (L/20) (Denpasar)
  11. Ni Wayan Werni (P/70) (Denpasar)
  12. Ni Ketut Merta (P/63) (Denpasar)
  13. Ni Nyoman Sari (P/61) (Denpasar) 
  14. Tasnim (P/54) (Denpasar)
  15. Farwah Husein (L/32) (Denpasar)
  16. Ni Ketut Sari (P/75) (Denpasar)
  17. Ibu Maimunah (P/78) (Denpasar).

(Alfiah Ziha Rahmatul Laili)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)