Belum Ada Kesimpulan dari Kasus Kematian Diplomat Kemlu

24 July 2025 20:09

Sudah dua minggu pasca-ditemukannya almarhum Arya Daru Pengayunan, seorang diplomat di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang tewas di dalam indekos. Polisi perlahan mengemukakan fakta-fakta baru, namun tetap belum ada kesimpulan hingga saat ini. 

Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Arief Sulistyanto buka suara soal hal tersebut. Menurutnya, hal yang dilakukan polisi selama menyelidiki kasus itu memunculkan dua hipotesis. 

"Hipotesis pertama, korban meninggal karena bunuh diri atau dibunuh. Dari hipotesis inilah dikumpulkan fakta-fakta yang dari TKP, autopsi, kemudian jejak digital dan lain sebagainya, termasuk temuan terakhir di mana korban naik ke rooftop di lantai 12 selama 1 jam 26 menit pada jam 21.43- 23.09 WIB," kata Arief dalam tayangan Primetime News, Metro TV, Kamis, 24 Juli 2025. 

Arief menjelaskan temuan fakta tersebut tidak bisa berdiri sendiri. Penyidik diminta mencari urgensi Arya Daru naik ke rooftop sebelum ditemukan tewas. 

"Apakah itu menjadi kebiasaan yang bersangkutan? Karena korban ini tinggal sendirian di Jakarta, keluarganya ada di Jogja. Apakah untuk membunuh kesepiannya ataupun untuk mencari hiburan di atas itu atau ini dilakukan pada waktu malam itu saja? Ini yang harus dijawab oleh penyidik," ungkapnya. 
 

Baca juga: Penyelidikan Kasus Kematian Arya Daru Pangayunan Masih Berlangsung

Ia mengungkap penyelidik seharusnya bisa menyimpulkan apa yang dilakukan Arya Daru di rooftop tersebut dari isi tas yang dibawa. Pasalnya, Daru terlihat naik ke rooftop membawa tas gendong dan tas belanja. Tetapi saat turun, tas tersebut sudah tidak dibawa.

"(Hipotesis) kedua kondisi kamar. Kita tahu dibuka secara paksa oleh petugas jaga lewat jendela. Kenapa? Waktu itu kita curiga ternyata ada kunci dobel. Pertama kunci pakai kartu. Yang kedua, ternyata ada kunci manual yang bisa ditutup dari dalam sehingga kartu itu tidak bisa membuka. Akhirnya dibuka lewat jendela," jelasnya. 

Arief menuturkan, fakta yang diperoleh dari dalam ruangan kos tidak ditemukan kerusakan. Fakta tersebut juga dapat melengkapi fakta fakta yang sudah dikumpulkan tim penyelidik. 

"Dari semua fakta yang sudah terkumpul selama lebih dari dua minggu ini, di sinilah harus ditindak lanjuti oleh penyelidik dengan melakukan analisis, menghubungkan semua fakta-fakta apakah dari autopsi, dari cyber forensik-nya, dianalisis semuanya dihubung-hubungkan," ungkapnya. 

Kemudian, fakta-fakta tersebut harus diperkuat dengan pendapat para ahli hingga menjadi satu kesimpulan. Publik pun tidak lagi bertanya-tanya. 

"Kalau tidak segera disimpulkan nanti akhirnya akan bertanya ke siapa saja sampai penjaga toko pun ditanya juga oleh media. Ini yang memang harus dilakukan oleh penyidik. Boleh hati-hati, tetapi juga harus memperhatikan waktu supaya ada kepastian bagi keluarga," pungkas Arief. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)