Pasokan BBM di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, belum kembali stabil sepekan setelah bencana banjir dan longsor melanda wilayah tersebut. Antrean kendaraan, baik roda empat maupun roda dua, masih terlihat mengular panjang di SPBU.
Kelangkaan BBM ini berdampak luas pada aktivitas masyarakat, terutama para sopir angkutan umum. Mereka mengaku kesulitan bekerja dan mendapatkan uang untuk kebutuhan keluarga karena tidak mendapatkan pasokan bahan bakar. Banyak sopir yang sempat tidak bekerja hingga dua hari akibat kondisi ini.
Para sopir juga mengeluhkan bahwa terkadang BBM di SPBU sudah habis meski mereka sudah ikut mengantre hingga berjam-jam, membuat mereka khawatir kehilangan pendapatan.
Salah satu sopir angkutan umum Ginting, menceritakan bahwa ia dan rekan-rekannya kesulitan mendapatkan bahan bakar, bahkan harus mengantre berjam-jam di SPBU.
"Kemarin tanggal 25 sampai tanggal 27, BBM tidak ada. Jadi tanggal 28 ketika ada pun, masih harus mengantre. Tadi dari jam 10.00 sudah mulai antre, sampai jam 12.00 siang ini masih antre," ujar Ginting, dikutip dari
Newsline Metro TV, Kamis, 4 Desember 2025.
Tapteng 60% normal
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Bahlil Lahadalia, melapor kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai perkembangan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah terdampak bencana. Salah satunya, di Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatra Utara.
“Sekarang untuk minyak, BBM, tadi saya telepon Pak Bupatinya, Pak Masinton, itu sudah 60 persen normal. Saya kan tadi malam baru pulang dari sana,” ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Desember 2025.
Bahlil juga memastikan sejumlah SPBU di Tapteng mulai pulih dan dapat beroperasi penuh. “Di Tapteng-nya sendiri, sebagian pompa bensin sudah beroperasi 24 jam,” jelas Bahlil.
Bahlil menambahkan bahwa Presiden Prabowo memerintahkan percepatan distribusi
BBM dan pemulihan listrik. Hal ini untuk memastikan pelayanan terhadap masyarakat dapat berjalan optimal.
“Bapak Presiden menyampaikan untuk terus diikuti, harus dipastikan, diyakinkan bahwa percepatan harus dilakukan. Semuanya harus dipakai agar bisa melayani rakyat dengan baik,” kata Bahlil.
(Aulia Rahmani Hanifa)