27 December 2025 20:38
Jakarta: Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh tidak hanya menyisakan kerusakan infrastruktur, tetapi juga meninggalkan luka psikologis yang mendalam bagi anak-anak. Menanggapi kondisi darurat ini, Yayasan Sukma bergerak cepat mengirimkan ratusan tenaga pendidik untuk memberikan pendampingan psikososial secara langsung.
Pendekatakan psikososial yang dimaksud ialah mengajak anak-anak pengungsi melakukan berbagai aktivitas kreatif. Mulai dari bernyanyi, menari, hingga belajar tahsin. Suasana kegembiraan ini diharapkan dapat menghilangkan kenangan buruk mereka akan bencana.
"Yang paling utama memperkenalkan lagi bagaimana ingatan-ingatan mereka ketika di sekolah itu, yang ingin kita bangkitkan dari suasana anak-anak itu adalah kegembiraan," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Sukma, Ahmad Baidowi, dalam program Selamat Pagi Indonesia Metro TV, Sabtu, 27 Desember 2025.
Proses pendampingan psikososial dilakukan di sekolah-sekolah milik Yayasan Sukma yang tersebar di tiga kabupaten Aceh, yakni Bireuen, Pidie, dan Lhokseumawe. Mereka juga menjemput anak-anak untuk ditempatkan sementara di sekolah tersebut.