Apa Itu Festival Kue Bulan, Begini Asal-usul dan Maknanya

Zein Zahiratul Fauziyyah • 7 October 2025 19:08

Jakarta: Setiap pertengahan musim gugur, masyarakat Tionghoa di berbagai penjuru dunia merayakan salah satu tradisi paling penting dalam kalender lunar yaitu Festival Kue Bulan. Di balik keindahan bulan purnama dan aroma kue khas yang menggoda, rupanya tersimpan makna mendalam tentang kebersamaan, doa, dan rasa syukur atas berkah kehidupan.

Asal Usul dan Filosofi

Mengutip laman Tourmeaway, Festival Kue Bulan, atau Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid-Autumn Festival), telah dirayakan selama lebih dari tiga milenium. Awalnya, masyarakat agraris Tiongkok kuno menggelarnya sebagai bentuk syukur atas hasil panen dan penghormatan terhadap bulan, simbol kesempurnaan dan keharmonisan.

Bentuk bulan yang bulat dianggap melambangkan persatuan keluarga. Karena itu, momen ini selalu diidentikkan dengan kebersamaan. Setiap tanggal 15 bulan ke-8 kalender lunar, ketika bulan tampak paling penuh dan terang, keluarga biasanya berkumpul, menikmati malam, dan berbagi kue bulan (mooncake) sebagai simbol doa agar hidup senantiasa utuh dan seimbang.

Tradisi dan Simbol Kue Bulan

Kue bulan menjadi ikon utama dalam perayaan ini. Bentuknya yang bulat mencerminkan kesempurnaan dan kelanjutan hidup, sementara isiannya membawa pesan simbolik. Pasta lotus melambangkan kemurnian, biji kacang merah melambangkan keberuntungan, dan kuning telur asin di tengahnya melambangkan bulan purnama itu sendiri.
 
Baca: Jamu Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Dunia? Ini Sejarahnya

Seiring waktu, varian modern bermunculan mengikuti selera masyarakat setempat. Mulai dari rasa cokelat, teh hijau, hingga versi halal dengan isian kaya seperti di Malaysia atau pandan di Indonesia. Meski tampilannya berubah, maknanya tetap sama: berbagi kebahagiaan dan mempererat hubungan antarindividu.

Tradisi yang Melintasi Batas Negara

Kini, Festival Kue Bulan tak hanya dirayakan di Tiongkok, tapi juga di berbagai negara Asia seperti Vietnam (Tet Trung Thu), Jepang (Tsukimi), dan Korea (Chuseok). Setiap negara memiliki cara tersendiri dalam merayakan, namun nilai utamanya tetap yaitu bersyukur dan bersama keluarga di bawah cahaya bulan.

Di Taiwan, misalnya, keluarga biasanya berkumpul untuk barbeque bersama saat malam purnama. Di Hong Kong dan Singapura, langit malam dihiasi lentera warna-warni yang melambangkan doa untuk kebahagiaan. Sementara di Indonesia, kue bulan sering menjadi bingkisan spesial bagi sahabat atau rekan kerja sebagai wujud berbagi rezeki.

Meski berasal dari budaya kuno, Festival Kue Bulan tetap hidup hingga kini. Tradisi ini berhasil beradaptasi di era modern, bahkan menjadi momen perayaan lintas budaya di berbagai belahan dunia. 

Namun Sobat MTVN Lens, di balik gemerlap perayaan modern, makna spiritualnya tetap penting untuk diingat di mana menghargai waktu bersama keluarga, mensyukuri hasil kerja keras, dan mendoakan keberkahan untuk masa depan.

Kalau Sobat MTVN Lens sendiri, tradisi apa sih yang paling kamu tunggu saat kumpul keluarga?

Jangan lupa saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Zein Zahiratul Fauziyyah)