28 February 2024 22:24
Meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa harga beras sudah turun, tapi di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Tingginya harga beras membuat masyarakat di berbagai daerah masih memburu beras subsidi yang harganya lebih murah dari harga di pasaran.
Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan Polda Metro Jaya, dan Bulog mengecek stok ketersediaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur. Setelah mengecek langsung, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyatakan ketersediaan beras jelang Ramadan diprediksi aman. Harga beras akan kembali normal lantaran mulai minggu ini panen lokal sudah dimulai.
"Kita mau cek sendiri bahwa kondisi stok beras itu aman. Jadi kalau hari ini ada berita stok beras itu kurang, kita mau sampaikan sekali lagi stok beras cukup, kombinasi yang ada di Pasar Beras Cipinang hari ini stok dari Bulog yang kemarin untuk mengganjal karena perlu waktu untuk jelang panen," jelas Arief.
Selanjutnya, yang menjadi PR pemerintah adalah menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani dan harga beras di tingkat produsen. Harga gabah di petani yang sebelumnya menyentuh angka lebih dari Rp8.000/kg diprediksi akan berangsur turun kembali ke Rp6.000/kg.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengklaim harga beras di pasaran kini sudah stabil. Presiden mengaku selalu mendapatkan angka-angka harga beras setiap hari. Presiden bahkan meminta agar mengecek ulang ke Pasar Induk Cipinang.
"Coba dicek, jangan menginformasikan seperti itu, coba dicek di Pasar Induk Cipinang. Coba dicek lagi ke Pasar Johar, pasar-pasar beras itu harus dicek," kata Jokowi.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Harga beras yang tak kunjung turun membuat warga di sejumlah daerah berebut beras murah.
Pembelian beras di supermarket juga dibatasi. Satu konsumen hanya boleh membeli beras satu kantung ukuran 5 kg.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras Indonesia sepanjang 2023 mencapai 3,6 juta ton. Angka ini meningkat 613,61% dibanding 2022. Beras itu diimpor dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar.
Sementara itu, pada Januari 2024, volume impor beras mencapai 443 ribu ton. Meski volume impor luar biasa besar, tapi ternyata tidak berdampak pada harga beras dalam negeri.
Secara keseluruhan, kebutuhan beras Indonesia pada 2024 diperkirakan mencapai 31,2 juta ton. Pada 2023, total produksi mencapai 30,9 juta ton atau turun dibanding produksi pada 2020 yang mencapai 31,54 juta ton.