Menkeu Tekankan Penempatan Kas Negara Rp200 Triliun Tingkatkan Konsumsi Masyarakat

22 September 2025 16:21

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menerangkan penempatan dana Rp200 triliun akan meningkatkan likuiditas perbankan sehingga suku bunga pinjaman dan deposito turun dan meningkatkan konsumsi. Dalam paparannya ia juga menyebut inflasi cukup stabil di lebel 2,31 persen year on year (yoy).

"Penempatan kas negara dengan bunga rendah di bank komersial. Jadi, ini bukan saya taruh dalam bentuk program pembangunan ke suatu tujuan tertentu, bukan. Saya hanya taruh itu di perbankan. Rp55 triliun di Mandiri, Rp55 triliundi BNI dan BRI. di BTN Rp25 triliun dan di BSI Rp10 triliun. Ini bunganya 80?ri bunga acuan BI tidak digunakan untuk pembelian SBN syaratnya. Dan tenor enam bulan itu dapat diperpanjang. Jadi sebetulnya enggak ada tenornya itu," kata Purbaya dalam konferensi pers hari ini, Senin, 22 September 2025.

"Jadi kalau bank nanya apakah kami boleh meminjamkan jangka panjang? Boleh saja. Saya akan jaga supaya mereka enggak keganggu, saya juga enggak keganggu," tambahnya.
 

Baca: Menkeu Putar Otak: Kurangi Subsidi Listrik Tanpa Kenaikan Tarif

Sementara itu aktivitas manufaktur global kembali ekspansif. Ia menyebut ketidakpastian global sudah jauh berkurang.

"Purchasing Managers Index (PMI) global naik di posisi 50,6 dan kalau kita lihat trennya akan positif terus. Jadi ke  depan sepertinya akan membaik terus. Yang tengah untuk manufacture beberapa negara di G20 juga itu kelasnya naik naik di posisi sekarang 50,6," ucapnya

Kinerja Ekspor Indonesia juga meningkat ditopang sektor industri pengolahan, komoditas logam dasar (nikel dan tembaga) sejalan dengan upaya hilirisasi mineral.

"Berdasarkan data arus barang biaya cukai pada Agustus, kinerja ekspor kita meningkat terutama di Jepang sektor industri pengolahan terutama komunitas logam dasar nikel dan tembaga. Sejalan dengan upaya hilirisasi mineral, akumulasi ekspor year today hingga Agustus tumbuh 7,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,"

Adapun neraca perdagangan kumulatif Januari hingga Agustus 2025 mencatatkan pertumbuhan sebesar 52,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Coba Anda lihat, neraca perdagangan kumulatif artinya Januari sampai Agustus. Tahun 2025 dibanding tahun 2024 tumbuhnya 52 persen. Ini pertumbuhan yang amat spektakuler. Walaupun orang bilang katanya karena mau ada tarif . Tapi kalau saya lihat tetap aja tumbuh. Ini menunjukkan bahwa gelombangnya enggak jelek-jelek amat. Jadi sekarang kita tinggal fokus menjaga domestiknya seperti apa," tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)