Unjuk Rasa Nasional: Dinamika, Respons Pemerintah, dan Seruan Damai

2 September 2025 08:06

Jakarta: Sejak pekan lalu, sejumlah aksi unjuk rasa digelar di berbagai titik ibu kota. Dinamika di lapangan, respons pemerintah, hingga seruan damai dari berbagai pihak terus mewarnai situasi politik terkini. Berikut rangkuman titik-titik unjuk rasa yang berlangsung pada 28 hingga 31 Agustus kemarin.

Titik-titik utama lokasi demonstrasi di antaranya depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada 28 Agustus 2025. Aksi unjuk rasa diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, buruh, hingga mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait kebijakan pemerintah.

Aksi kemudian meluas ke arah Pejompongan. Massa kemudian berhadap-hadapan dengan aparat keamanan. Situasi memanas setelah seorang ojek online Affan Kurniawan tertabrak kendaraan taktis Brimob dan meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit.

Insiden tragis tersebut berujung dengan aksi besar-besaran di Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, sekitar Polda Metro Jaya, dan ketegangan juga terjadi di luar Jakarta.

Aksi berlanjut di hari berikutnya, di mana halte TransJakarta, gerbang tol mengalami kerusakan di tengah situasi yang padat dengan massa dan aparat. 

Unjuk rasa pada 28 Agustus sebenarnya merupakan momentum penting bagi para buruh yang ingin menuntut penghapusan outsoursing, menolak upah murah. Para buruh juga menuntut pengesahan RUU Ketenagakerjaan baru tanpa omnibuslaw, mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset untuk memperkuat pemberantasan korupsi, dan juga revisi RUU Pemilu demi sistem pemilu yang lebih adil.

Memasuki 29-30 Agustus, aksi diambil alih oleh mahasiswa dan aktivis. Mereka menolak kebijakan subsidi yang dianggap timpang dan tidak tepat sasasarn, sekaligus menuntut akuntabilitas para wakil rakyat yang dianggap tidak peka terhadap aspirasi masyarakat.

Kerusuhan kemudian meluas di berbagai wilayah di Indonesia yang dipicu meninggalnya Affan. Peristiwa ini menuai kecaman luas, disertai dengan permintaan pengusutan tuntas kasus tersebut. Sayangnya akibat aspirasi ini sejumlah korban jiwa berjatuhan.


Presiden undang pimpinan 16 ormas Islam


Untuk meredakan situasi, Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan 16 ormas Islam di Hambalang. Dalam kesempatan ini Presiden mengajak seluruh komponen umat Islam untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif. 

Dalam pertemuan ini disepakati bahwa dialog dan musyawarah adalah cara terbaik untuk menyelesaikan persoalan bangsa, bukan aksi anarkis dan vandalisme yang akhirnya merugikan kita semua.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar yang mengajak umat Islam untuk menyampaikan pendapat secara damai. "Menyampaikan aspirasi adalah hak setiap warga bangsa. Saya mengimbau para pendemo  untuk tidak bertindak anarkis karena justru dapat merugikan semua pihak," kata Menag.

Karena situasi yang kurang kondusif,  Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi & Energi Jakarta mengeluarkan surat edaran Nomor e-0014/SE/2025 yang berisi Pemprov DKI mengimbau perusahaan di wilayah terdampak aksi unjuk rasa untuk melaksanakan WFH pada 1 September 2025. 

Sumber: Redaksi Metro TV

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wijokongko)