Nasib Pekerja Migran Indonesia, Bertaruh Nyawa Demi Sesuap Nasi

29 January 2025 11:11

Satu per satu nyawa pekerja migran Indonesia (PMI) direnggut di negeri orang. Namun tidak satupun kasusnya tuntas. Terbaru pekerja Indonesia ditembak hingga meninggal dunia oleh aparat Malaysia. Bisakah kasus ini diusut tuntas agar tidak kembali terjadi?

"Kasus serupa sejak tahun 2005 sampai 2025 itu terjadi penembakan yang mengakibatkan 75 migran Indonesia meninggal dunia. Pelaku terbanyak adalah otoritas Malaysia. Dalam hal ini, polisi Diraja Malaysia dan semua aparat Malaysia yang memiliki senjata. Dalam kategori hak asasi manusia (HAM) ada dimungkinkan bahwa tindakan-tindakan ini adalah extra judicial killing," ungkap Direktur Migran Care Wahyu Susilo.

Jumat, 24 Januari 2024, satu lagi nyawa warga negara Indonesia hilang di tangan aparat Malaysia. Pukul 03.00 dini hari di perairan Tanjung Rhu Malaysia, Basri dan empat PMI lainnya ditembaki tim patroli agensi penguat kuasa maritim Malaysia.
 

Baca: Migran Care: Penembakan Pekerja Migran oleh Malaysia Langgar HAM

Basri meninggal dunia sedangkan empat lainnya terluka. Diduga kelimanya terpaksa bertaruh nyawa demi mencari nafkah lewat jalan nonprosedural. Mungkinkah jalan prosedural berliku? Jika benar kelima pekerja berstatus nonprosedural itu tidak bisa menjadi pembenaran atas pembunuhan.

"Ada juga upaya untuk menstigmatisasi pekerja migran kita terutama yang tidak dilengkapi dokumen yaitu dalam bahasa malaysia yang yang sebenarnya konotasinya sangat negatif 'Indon'. Indon kemudian dikonotasikan sebagai pelaku jenayah atau pelaku kriminal. Ini yang ada dalam pemberitaan-pemberitaan media massa," jelas Wahyu.

"Saya kira adalah kewajiban negara untuk memberikan perlindungan dan memperlakukan mereka secara manusiawi. Saya kira misalnya Indonesia diundang hubungan luar negeri juga siapapun dia asal dia WNI punya hak untuk mendapatkan akses keadilan," tambahnya.

Pemerintah Indonesia telah mengirimkan nota diplomatik untuk mendorong penyelidikan menyeluruh atas tragedi ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)