21 January 2025 13:11
Musim panen masa tanam satu 2025 telah tiba, namun petani justru mengeluh karena harga gabah anjlok di bawah harga pembelian pemerintah atau HPP. Kementerian Pertanian pun mendesak Bulog untuk bekerja keras menyerap gabah hasil panen petani, sehingga harga di pasar bisa sesuai dengan HPP yang ditetapkan pemerintah.
Bulan Januari ini, sejumlah daerah di Indonesia telah memulai masa panen padi pada masa tanam satu tahun 2025, termasuk para petani di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sayangnya, panen yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi para petani, justru sebaliknya, menjadi momen penuh keluh kesah karena rendahnya harga gabah.
Harga gabah di tingkat petani di Kulonprogo terbilang rendah, yaitu berkisar antara Rp5.500 hingga Rp5.800 per kilogram, jauh di bawah harga pembelian pemerintah atau HPP sebesar Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen atau GKP.
Bahkan tak sedikit petani yang terpaksa melepas gabahnya di harga Rp5.100 kepada tengkulak, sehingga mereka kehilangan potensi penghasilan cukup besar.
"Kita jual cuma Rp5.100, kita rugi Rp1.400." ucap Ketua Kelompok Tani Ngudi makmur, Yadi.
Baca juga: Kadin Bantu Kementan Wujudkan Swasembada Pangan |