Kekeringan Panjang Memaksa Warga Kenya Beralih Beternak Jangkrik

19 March 2025 17:12

Di wilayah kering, Kenya Utara, penduduk setempat mencari mata pencaharian dengan berternak. Namun perubahan iklim membuat kekeringan berkepanjangan dan membuat mereka harus mencari alternatif lain sebagai mata pencaharian. Akhirnya sebagian orang beralih beternak jangkrik sebagai alternatif demi mendapatkan nutrisi dan pendapatan.

Rosemary Nenini menjadi saksi saat hewan ternak milik suaminya mati setiap hari selama kekeringan berlangsung dari 2020 hingga 2022. Dibesarkan dalam keluarga peternak dan menikah dengan salah satu peternak, membuat nenini sangat mencintai peternakan.

Menurut manajemen kekeringan nasional Kenya sebanyak 2,6 juta ternak mati antara 2021 dan 2023, termasuk sapi, kambing, domba, dan unta, di wilayah lahan kering dan semi kering. Tantangan ini membuat para perempuan penggembala mencari sumber pendapatan alternatif.
 

Baca juga: Badai PHK Berpotensi Berlanjut, Pemerintah Didesak Segera Ambil Langkah Konkret

Sejauh ini 34 kelompok peternak telah mendapat pelatihan. Mereka juga telah diberi perlengkapan pemeliharaan dan bantuan dalam mendirikan fasilitas peternakan jangkrik. Jangkrik biasanya diberi makan sayuran, tepung jagung, dan pakan ayam. 

Namun beternak jangkrik juga ada kendalanya. Seperti perbedaan budaya, di mana orang-orang ragu untuk memakan serangga. Selain itu masih kurangnya kesadaran tentang manfaat gizi dan lingkungan dari produk berbahan dasar jangkrik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)