Kenaikan Konsumsi Kopi Tak Dibarengi Peningkatan Produksi

13 August 2024 17:31

?Konsumsi kopi tercatat melejit dalam beberapa tahun terakhir dengan rata-rata peningkatan konsumsi kopi sebesar 2,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi mendorong peningkatan gaya hidup masyarakat, khususnya di negara berkembang yang semakin mendorong konsumsi kopi

Kopi kini telah menjadi salah satu minuman yang paling populer di seluruh dunia. Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup menjadi salah satu faktor pemicu pertumbuhan konsumsi kopi dengan sebagian besar lonjakan pertumbuhan konsumsi kopi berasal dari negara berkembang.

International Coffee Organization (ICO) mencatat adanya kenaikan permintaan kopi yang cukup signifikan. Rata-rata persentase laju kenaikan jumlah permintaan tercatat sebesar 2-2,5% setiap tahunnya. Pada periode 2022-2023 misalnya, ICO mencatat konsumsi kopi global mencapai 173,1 juta karung atau 10,39 juta ton. Naik 2,6?ri 3 tahun sebelumnya sebanyak 168,6 juta karung atau 10,12 juta ton. 

Sayang, hal itu tidak dibarengi dengan produksi kopi yang justru tercatat menurun, baik jenis arabika maupun robusta. Berdasarkan catatan dari ICO, volume produksi kopi di tingkat global pada 2021-2022 turun sebesar -1,7% dibandingkan tahun sebelumnya.  ICO pun mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir terjadi kekurangan suplai kopi global dengan selisih terdalam antara produksi dan konsumsi kopi sebesar -8,6 juta karung pada 2021-2022. 
 

Baca juga: Indonesia Dibanjiri Impor K-Food, Produk Olahan Kopi Paling Banyak

Di Indonesia sendiri, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut produksi kopi Indonesia pada 2023 menurun sebesar 1,9% dibandingkan produksi pada 2022. Salah satu pemicunya adalah menyusutnya luas lahan perkebunan kopi khususnya untuk lahan kopi perkebunan perusahaan besar akibat alih fungsi lahan. 

Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, luas lahan perkebunan negara mengalami penurunan sebesar 3,79% pada 2021 dan 12,99% pada 2022. Hal serupa juga terjadi pada perkebunan kopi milik perusahaan swasta. Pada 2021, tercatat penurunan luas lahan sebesar 10,14?n pada 2022 tercatat turun sebesar 5,56%. 

Produksi kopi pun kini semakin terancam dengan perubahan iklim yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi kopi sebagai tanaman yang sangat bergantung pada faktor cuaca dan iklim. 

Dalam kunjungannya ke Lampung beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo sempat meminta untuk menaikkan produksi kopi dari 1 hingga 2 ton per hektare menjadi 8 sampai 9 ton per hektare. Target tersebut tentunya tak bisa tercapai begitu saja tanpa dukungan dari pemerintah, seperti pupuk benih unggul, pestisida, sarana pengolahan kopi hingga infrastruktur pembangunan jalan produksi. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Sofia Zakiah)