Jokowi Tiga Kali Rombak Menteri di Sisa Masa Jabatan, Efektifkah?

20 August 2024 13:18

Reshuffle kabinet yang dilakukan hanya dalam waktu 2 bulan tersisa masa kerja Kabinet Indonesia Maju disebut sebagai bagian dari transisi pemerintahan inilah momen 

Pelantikan Supratman Andi Agtas sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham); Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM); dan Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi atau Kepala BKPM digelar di Istana Negara Jakarta, pada Senin 19 Agustus 2024.

Supratman Andi Agtas menggantikan Menkumham sebelumnya yang dijabat Yasonna Laoly, Bahlil Lahadalia menggantikan Menteri ESDM sebelumnya yang dijabat Arifin Tasrif dan Rosan Roeslani menggantikan Menteri Investasi atau Kepala BKPM sebelumnya yang dijabat Bahlil Lahadalia.

Masa kerja Kabinet Indonesia Maju akan berakhir 2 bulan lagi. Karena itu reshuffle kabinet di sisa kerja 2 bulan kabinet ini dipertanyakan banyak pihak. Namun menurut Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, reshuffle kabinet ini dilakukan untuk memuluskan transisi pemerintahan.
 

Baca juga: Stafsus Presiden Tegaskan Reshuffle Kabinet Upaya Sinkronisasi Pemerintahan Baru

Sebelumnya Presiden Jokowi juga berulang kali melakukan reshuffle kabinet beberapa bulan jelang akhir masa jabatannya. Pada 21 Februari 2024 lalu, Presiden Jokowi secara mengejutkan melantik Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertahanan Nasional dan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. 

Kemudian pada 18 Juli 2024, Presiden Jokowi melantik tiga wakil menteri Kabinet Indonesia Maju yakni Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Thomas Djiwandono; Wakil Menteri Pertanian dijabat Sudaryono dan Wakil Menteri Investasi dijabat olehYuliot Tanjung. Mereka dilantik dan diambil sumpahnya langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menilai menteri yang dilantik kemarin berpeluang melanjutkan jabatannya di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang. Ia mengatakan pergantian menteri yang terjadi jelang 2 bulan masa berakhirnya pemerintahan Jokowi, merupakan hak prerogatifnya sebagai presiden.

Sementara bagi politisi PDI Perjuangan Deddy Sitorus, langkah reshuffle yang dilakukan Presiden Jokowi di sisa sedikit waktu jelang lengser merupakan taktik untuk meningkatkan posisi tawar di hadapan presiden baru mendatang.

Jika benar bahwa para menteri dan wakil menteri yang diangkat Presiden Jokowi pada tiga kesempatan reshuffle terakhir adalah para calon menteri pada kabinet pemerintahan mendatang. Maka pertanyaannya, efektifkah langkah ini di masa jabatan yang tersisa?

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)