Intervensi BI Berhasil Hentikan Tren Pelemahan Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini terpantau berbalik menguat. Rupiah sedikit menguat setelah mengalami pelemahan atas dolar AS sejak pembukaan perdagangan pagi tadi, Jumat 26 September 2025.

Pada perdagangan pagi ini nilai tukar rupiah tercatat melemah 0,25% di level 16.792 per Amerika Serikat. Sebelumnya, pada perdagangan Kamis sore kemarin, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,02% di level Rp16.749 per Amerika Serikat. 

Rupiah berhasil menguat tipis 11 poin atau 0,07% di level Rp16.738 per dolar Amerika Serikat, setelah sebelumnya berada di poisi Rp16.792 per dolar Amerika Serikat. 

Penguatan ini juga dipengaruhi intervensi dari Bank Indonesia (BI). Di mana nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebelumnya terus tertekan dan mendorong BI untuk melakukan intervensi pasar yang agresif.
 

Baca Juga: Respons Pelemahan Rupiah, BI Gunakan Seluruh Instrumen Jaga Stabilitas

Berdasarkan keterangan resmi dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, BI mengambil langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. BI melakukan intervensi lewat instrumen spot, Domestic Non-Delivarable Forward (DNDF), dan juga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri, yaitu di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika Serikat secara terus-menerus lewat intervensi Non-Delivarable Forward (NDF).

Strategi multi-faceted juga dilakukan untuk menahan laju pelemahan rupiah, dan memberikan sinyal kepada pasar kalau Bank Indonesia berkomitmen dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. 

Perry Warjiyo meyakini kombinasi upaya intervensi tersebut bisa menstabilkan nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, yang mencerminkan kondisi ekonomi riil Indonesia.

"Bank Indonesia juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk turut bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif, sehingga stabilitas nilai tukar rupiah dapat tercapai dengan baik," tutur Perry.