Kurangnya perhatian aksesibilitas terhadap difabel dan diskriminasi di sektor pendidikan serta kesempatan mendapatkan peluang pekerjaan menjadikan Karina Aprillia, seorang anak muda yang peduli dengan kawan disabilitas mendirikan Layak School. Dengan adanya wadah dan ruang bagi para difabel untuk mengembangkan potensi Karina menjadi pahlawan sunyi yang berusaha untuk membantu banyak orang khususnya difabel untuk bisa mandiri dan bisa diterima serta siap bekerja di dunia kerja.
Memiliki kepedulian terhadap sesama dan jiwa sosial yang tinggi membuat Karina Aprillia bersama rekan-rekannya mendirikan Layak Indonesia, sebuah wadah untuk membantu teman-teman disabilitas.
Bermula saat Pandemi Covid-19, dirinya tak sengaja bertemu teman disabilitas yang memiliki keterbatasan dan ketidakmampuan untuk memperoleh akses informasi yang memadai. Melihat hal tersebut, menggugah Karina untuk membuat wadah bagi teman disabilitas untuk berkarya.
"Waktu Covid itu aku ngelihat ada teman netra yang jualan kerupuk keliling. Padahal kita semua tuh masih WFH kan. Aku mikir siapa nih yang bisa beli? Karena mereka jalan keluar sedangkan waktu itu semua dari rumah. Saat ku tanya teman pedagang netra itu tidak tahu sama sekali berdagang secara digital. Dari situ aku kepikiran untuk ngebantu teman-teman disabilitas untuk bisa terjun ke dunia digital," ucap Karina dikutip dari
Metro Pagi Primetime, Metro TV, Senin, 4 Agustus 2025.
Karina kemudian mengumpulkan dana dan merencanakan bsinis yang dapat digeluti disabilitas. Terlintas di benaknya peluang di industri fesyen.
"Terus akhirnya aku ngumpulin uang, terus aku mikir bisnis apa yang kira-kira bisa sama teman-teman disabilitas berkembang ya? Lalu aku terpikir
clothing brand pakai model-model disabilitas. Terus karena aku merasa kesulitan mencari model disabilitas yang baik, aku menyadari bahwa belum ada sekolah modeling untuk disabilitas," sambungnya.
Sosial media dan kemajuan teknologi yang ada saat ini mendorong Karina membuka sekolah layak untuk menjadi wadah teman disabilitas menyalurkan minat dan bakat mereka.
Sekolah modeling Layak Indonesia menyediakan program enam bulan. Dalam program tersebut, para disabilitas berkesempatan mempelajari catwalk, photoshooot, make up, dan olahraga.