Kampus adalah dunia intelektual muda. Dari kampus pula masa depan bangsa akan ditentukan, sehingga tepat kiranya jika para calon pemimpin tertinggi negeri ini diuji di sana.
Putusan Mahkamah Konsitusi yang menetapkan peserta pemilu bisa hadir di kampus dengan sejumlah aturan punya nilai positif. Kehadiran mereka tidak hanya sebagai ajang kampanye, tetapi juga bisa menjadi ajang diskursus dan pendidikan politik.
Pada konteks itulah langkah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia untuk menghadirkan para calon presiden patut didukung. Para capres itu ditantang untuk menyampaikan gagasan besar dan mempertahankannya dari kritikan, sanggahan, atau bahkan kecaman insan kampus.
Kata Ketua BEM UI Melki Sedek Huang, nyali mereka diuji. Keberanian mereka ditantang. Mereka diundang memang bukan untuk memberikan kuliah, berceramah, tetapi untuk menjelaskan visi, misi, ide, dan menumpahkan isi pikiran bagaimana menakhodai bangsa ini. BEM pun siap mendebat, siap pula mengulitinya.
Tak cuma UI, beberapa BEM lainnya seperti Universitas Gadjah Mada juga siap mengundang mereka. Harus kita katakan, ini adalah kemajuan dalam demokrasi karena kompetisi melibatkan secara langsung kaum intelektual. Boleh juga kita berharap demokrasi kian berkualitas karena partisipasi aktif kalangan muda yang antara lain direpresentasikan oleh dunia kampus.
Sebanyak 56,45% pemilih pada Pemilu 2024 nanti berasal dari generasi muda, generasi yang berpikiran progresif. Karena itu, adu gagasan di kampus adalah kesempatan terbaik, baik buat capres maupun kaum muda sebagai penentu masa depan bangsa.
Adu gagasan di kampus adalah pembuktian seberapa besar keberanian para capres. Kalau sekadar berorasi di depan pendukung sendiri, itu hal mudah. Kalau cuma blusukan agar seolah-olah dekat dengan rakyat atau pansos di medsos, itu hal gampang. Namun akan lebih sulit bagi mereka untuk menjual dan mempertahankan gagasan di depan para mahasiswa yang terkadang sikap kritisnya tak ketulungan.
Adu ide di kampus adalah penegasan sehebat apa nyali para capres. Sebagai putra-putra terbaik bangsa, mereka semestinya siap datang ke 'kandang macan'. Kita pun patut mengapresiasi kesiapan Anies Baswedan untuk memenuhi tantangan para mahasiswa. Dia bahkan tampak tak sabar lagi menunggu kesempatan itu.
Kita juga yakin Prabowo Subianto tak takut meladeni mahasiswa. Meski belum ada omongan langsung dari yang bersangkutan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan Prabowo dan Partai Gerindra dengan senang hati berdebat di kampus.
Kita juga percaya Ganjar Pranowo berani adu kapasitas di depan civitas akademika. Elite PDI Perjuangan sebagai partai pengusung utama, Said Abdullah, memastikan itu. Sayangnya, Ganjar masih mempertanyakan debat apa yang hendak dilakukan dan meminta BEM UI bersabar.
Jualan ide, adu gagasan, para capres di kampus adalah terobosan apik dalam demokrasi negeri ini. Ia harus segera dilaksanakan dengan format yang bisa disaksikan seluruh rakyat di penjuru negeri.
Dari situlah, seorang capres bisa diketahui apakah dia benar-benar cerdas dan punya nilai lebih untuk memimpin bangsa ini, atau sebaliknya hanya menang pencitraan tetapi sebenarnya minim gagasan. Kepada seluruh capres, anak-anak muda di kampus menunggu nyali Anda.