BSSN Usut Kebocoran Data BAIS dan INAFIS

26 June 2024 21:47

Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra mengungkap pihaknya sedang mengusut kebocoran data di situs resmi Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dan Indonesia Automatic Finger Indentification System (INAFIS) milik Polri. Ketiganya juga telah berkoordinasi dengan bebera instansi lain.

"Koordinasi telah dilakukan BSSN bersama BAIS dan beberapa instansi lainnya. Hasil koordinasi ini akan ditindaklanjuti ketika BSSN memberikan bantuan asistensi penanganan insiden," kata Ariandi dalam tayangan Primetime News, Metro TV, Rabu, 26 Juni 2024.

Untuk mengusut kasus kebocoran data tersebut, BSSN mengaku perlu melihat dan melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada penyelenggara sistem elektronik. Hal itu dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya.

"Untuk melihat apakah INAFIS Polri dan BAIS TNI sesuai dengan hasil koordinasi, itu perlu dilakukan asistensi dan melakukan berbagai upaya penanganan ketika dugaan ini benar terjadi," ujar Ariandi.
 

Baca juga: Keamanan Siber Indonesia Jadi Sorotan Usai Situs Bais Diduga Diretas

Sebelumnya,  situs resmi Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dan Indonesia Automatic Finger Indentification System (INAFIS) milik Polri diduga bocor oleh peretas MoonzHaxor. Informasi tersebut tersebar luas di media sosial X, Selasa, 25 Juni 2024.

“Bocor! Data BAIS, INAFIS dan Kemenhub dijual di Dark Web, harganya 1000-7000 dollar AS,” tulis akun X @MurtafhaOne1, Selasa, 25 Juni 2024.

Tak hanya itu, @MurtafhaOne1 juga menuliskan kekecewaannya akan ketidakamanan sistem siber Indonesia. Sebab, mudah dibobol oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Ternyata keamanan siber bangsa ini memang lemah meski sudah punya lembaga bernama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," tulisnya.

Unggahan itu pun menjadi ramai di sosial media. Warganet mengaku prihatin karena sistem kemanan siber di Indonesia lemah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)