Prancis akan secara resmi mengakui negara Palestina pada sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September mendatang. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Presiden Emmanuel Macron melalui surat diplomatik yang disampaikan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Sejumlah langkah nyata telah diambil oleh Emmanuel dalam memberikan pengakuan terhadap Palestina, di antaranya:
- Tahun 2024, Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Stéphane Séjourné, menyebut bahwa pengakuan Palestian bukan hal tabu, tapi belum tepat waktunya. Hal ini dikarenakan belum terpenuhinya syarat untuk mendorong perdamaian. Kemudian Prancis harus menahan diri berbeda dengan Spanyol, Irlandia, dan Norwegia yang mengakui Palestina pada Mei 2024.
- Tanggal 24 Juli 2025, Presiden Emmanuel menyampaikan surat kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyatakan niat resmi mengakui negara Palestina di sidang umum PBB September 2025.
- Prancis akan menjadi negara ekonomi besar di dunia atau negara G7 pertama yang mengambil langkah pengakuan ini secara blak-blakan.
- Tanggal 28-29 Juli 2025 mendatang, Prancis berencana akan menegaskan hal tersebut dalam konferensi Perdamaian Internasional di New York yang diselenggarakan PBB dengan Arab Saudi.
Hal tersebut diharapkan dapat menjadi momen strategis untuk menggalang dukungan internasional terhadap solusi dua negara.
Langkah yang diambil oleh Prancis ini menimbulkan respons yang beragam dari berbagai negara. Sebagian besar negara timur tengah menyambut baik keputusan Prancis ini seperti Arab Saudi, Qatar, Yordania. Mereka menyebut bahwa langkah ini merupakan sejatah yang dapat membuka jalan perdamaian timur tengah.
Respons Israel & AS
Namun, kubu sebrang yakni Israel dan Amerika Serikat menentang keras keputusan yang diambil oleh Prancis. Perdana Menteri Benyamin Netanyahu menyebut pengakuan ini sebagai hadiah bagi terorisme. Amerika Serikat juga menolak langkah Prancis dan menyebutnya sebagai keputusan sepihak yang bisa memperkeruh proses perdamaian.
Sementara itu, beberapa negara lain memilih bersikap lebih hati-hati. Seperti Inggris menyatakan pengakuan belum bisa dilakukan sebelum adanya gecatan senjata. Kemudian Jerman, Italia, Kanada, dan Australia memilih menunggu dan menekankan pentingnya proses dialog langsung antara Israel dan Palestina.
Langkah yang diambil oleh Prancis tentu akan berdampak terutama dalam level global. Prancis akan bergabung sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang mengakui Palestina. Hal ini akan membuat Amerika Serikat, dan Inggris bisa jadi semakin terdesak.
(Alfiah Ziha Rahmatul Laili)