Israel Umumkan Penyaluran Bantuan Kemanusiaan via Udara ke Gaza

Bantuan kemanusiaan dijatuhkan dari udara ke wilayah Gaza. (Anadolu Agency)

Israel Umumkan Penyaluran Bantuan Kemanusiaan via Udara ke Gaza

Willy Haryono • 27 July 2025 09:57

Tel Aviv: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan perubahan dalam prosedur distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza pada Sabtu, 26 Juli, di tengah tekanan internasional yang terus meningkat seiring memburuknya krisis kelaparan di wilayah terkepung tersebut.

Dalam pernyataan resminya, IDF menyatakan bahwa mereka telah menjatuhkan "tujuh palet bantuan berisi tepung, gula, dan makanan kaleng" via udara atas permintaan pemerintah Israel.

Mengutip dari ABC, Minggu, 27 Juli 2025, tindakan ini disebut sebagai bentuk pembuktian Israel bahwa tuduhan kelaparan disengaja terhadap warga Gaza adalah "tidak berdasar.”

Selain penyaluran bantuan dari udara, IDF juga mengumumkan akan memberlakukan “jeda kemanusiaan” pada Minggu pagi di pusat-pusat sipil dan koridor bantuan untuk memungkinkan distribusi bantuan berjalan lebih aman. Namun, jam dan lokasi jeda tersebut belum diumumkan secara terbuka.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan bahwa hingga Sabtu, 127 warga Palestina telah meninggal dunia akibat malnutrisi sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, 85 di antaranya adalah anak-anak. Dalam 24 jam terakhir, lima orang dilaporkan tewas karena kelaparan.

Sejumlah organisasi kemanusiaan mendesak peningkatan bantuan dalam sepekan terakhir, dengan mengatakan bahwa para pekerja kemanusiaan di lapangan kehabisan suplai dan menghadapi situasi yang semakin kritis. PBB mencatat bahwa ratusan orang tewas dalam serangkaian penembakan mematikan saat mengantre bantuan di pusat distribusi.

Seorang relawan dari Médecins Sans Frontières (MSF) atau Doctors Without Borders mengatakan kepada ABC News bahwa saat ini hanya ada empat pusat stabilisasi gizi di Gaza, dan kapasitasnya sangat terbatas akibat kepadatan fasilitas.

MSF juga melaporkan bahwa 25% anak-anak, serta ibu hamil dan menyusui yang diperiksa di klinik-klinik Gaza mengalami malnutrisi. Kasus malnutrisi akut pada anak di bawah usia lima tahun bahkan meningkat tiga kali lipat hanya dalam dua minggu terakhir.

Pemerintah Israel membantah telah membatasi masuknya bantuan ke Gaza, dan menuduh Hamas mencuri bantuan yang ditujukan untuk warga sipil. Hamas membantah tuduhan tersebut.

IDF juga menyebut bahwa mereka akan memasok listrik ke instalasi desalinasi untuk meningkatkan produksi air hingga sepuluh kali lipat.

“IDF siap menerapkan jeda kemanusiaan di wilayah padat penduduk dan akan terus beroperasi untuk menghancurkan infrastruktur teroris serta mengeliminasi para militan di wilayah operasional,” bunyi pernyataan IDF.

Militer Israel kembali menegaskan klaim pemerintahnya bahwa “tidak ada kelaparan” di Gaza dan menuding bahwa kampanye soal krisis pangan adalah “narasi palsu yang dipromosikan Hamas.”

“Tanggung jawab atas distribusi makanan di Gaza berada di tangan PBB dan organisasi bantuan internasional,” tegas IDF.

Sebelumnya, sebanyak 115 organisasi kemanusiaan dalam pernyataan bersama menyebut situasi kekurangan pangan di Gaza sebagai “kelaparan massal,” dan menuduh pemerintah Israel memberlakukan “pembatasan, penundaan, dan fragmentasi” di bawah pengepungan total yang menciptakan kekacauan, kelaparan, dan kematian.

Perang di Gaza meletus setelah Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya, menurut data pemerintah Israel. Sejak saat itu, lebih dari 59.000 warga Gaza dilaporkan tewas akibat operasi militer Israel, berdasarkan angka yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca juga:  Gaza Krisis Susu Formula, Lebih dari 100 Ribu Bayi Terancam Meninggal

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)