Presiden Endus Ada Upaya Makar dan Terorisme dalam Aksi Demo, Siapa yang Untung?

4 September 2025 23:49

Rentetan aksi demonstrasi di DPR RI yang berkembang ke tindakan anarki yang meluas di berbagai kota-kota besar di Indonesia menjadi atensi serius Presiden Prabowo Subianto. Presiden menegaskan tindakan anarki tersebut sudah masuk kategori makar dan terorisme.

"Namun kita tidak dapat pungkiri bahwa ada gejala tindakan-tindakan melawan hukum; bahkan ada yang mengarah pada makar dan terorisme," ucap Prabowo dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu, 31 Agustus 2025.

Atas pernyataan itu, mahasiswa kembali menuntut Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) untuk mengusut dugaan makar seperti yang diucapkan Presiden Prabowo dengan pembentukan tim investigasi. 

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Agus Setiawan menilai dugaan makar yang dilayangkan Prabowo dalam aksi demonstrasi pekan lalu merugikan massa yang berunjuk rasa. Pembentukan tim investigasi sebagai cara untuk membuktikan kebenaran ucapan dari Prabowo Subianto.

"Saya ingin ada pembentukan tim investigasi yang independen untuk mengusut tuntas berbagai kekerasan yang terjadi sepanjang bulan Agustus ini. Pun juga dengan dugaan makar yang keluar dari mulut Bapak Presiden Prabowo Subianto," ujar Agus.

Menanggapi tuntutan itu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan bahwa DPR akan menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada pemerintah dan berkoordinasi terkait langkah selanjutnya.

"Tadi memang ada permintaan dari adik-adik BEM untuk kami menyampaikan kepada pemerintah atau ikut andil dalam tim investigasi dugaan makar yang telah disampaikan oleh Presiden. Kami akan menyampaikan aspirasi ini agar dapat ditindaklanjuti," ujar Dasco.
?

Baca Juga: Mahasiswa Desak DPR Usut Tuntas Dugaan Makar

Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengajak semua pihak tidak menafsirkan ucapan Prabowo soal gejala makar. Menurutnya, Prabowo memberi peringatan kepada semua pihak agar lebih waspada.

"Jadi teman-teman tidak usah memberikan satu interpretasi terhadap apa yang disampaikan oleh Bapak. Ini adalah atensi kepada kita semua untuk tetap waspada," ungkap Sjafrie.

Lantas apakah berlebihan jika demonstrasi pekan lalu disebut mengarah kepada gejala makar? Pakar intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta mengungkapkan hendaknya tidak menggunakan teori konspirasi berlebihan. Dalam teori intelijen, cukup melihat siapa yang diuntungkan dalam peristiwa ini.

"Langsung jumping kepada asing. Memang agak susah nanti mengurai. Dan akhirnya selama bertahun-tahun terjadi, kita selalu menuduh asing tapi enggak pernah ketemu asingnya siapa," jelas Stanislaus.

"Jadi sebaiknya diurai benar dengan detail, supaya kita tahu siapa gitu. Tapi yang paling penting, siapa yang paling diuntungkan dalam peristiwa ini, itulah yang patut diduga itu dia menjadi aktor intelektualnya," lanjutnya.

Beberapa pihak menyerukan agar ada pembuktian siapa yang makar dan siapa yang terorisme. Sehingga pernyataan Presiden Prabowo tidak saja hanya sekedar dugaan atau prasangka. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)