Konflik bersenjata yang sedang berlangsung di timur Ukraina membuat banyak warga sipil hidup menderita. Koresponden Metro TV belum lama ini berkesempatan mengunjungi zona konflik yang pernah menjadi medan tempur di Ukraina.
Di tengah luluh lantaknya Kota Avdiivka yang berada sekitar 22 km dari Kota Donetsk, sejumlah pengungsi sedang beristirahat sambil menyaksikan tayangan televisi di penampungan sementara yang disediakan oleh tentara Rusia.
Dalam perjalanan ke lokasi, Koresponden Metro TV dan sejumlah jurnalis lainnya diwanti-wanti untuk tidak mengambil gambar di luar gedung atau gedung-gedung di sekitar yang bisa menunjukkan lokasi penampungan yang dirahasiakan.
Salah satu pengungsi, Evdokiya Gavrilova yang berusia 90 tahun tergolek lemah di kasur. Di dinding dekat tempat tidurnya tertempel bendera
Rusia.
Evdokiya yang menggunakan kursi roda bersama tujuh tetangganya diselamatkan
tentara Rusia setelah kehabisan tenaga karena berjalan berjam-jam dari desa mereka yang telah dihancurkan tentara Ukraina.
Dengan mata berlinang, ia menceritakan kisahnya dalam Bahasa Rusia bercampur Bahasa Ukraina. Sedangkan tetangganya, Anna Stepanovna hanya bercerita menggunakan Bahasa Ukraina.
Selain para lansia, seorang ibu bersama putranya yang masih berusia 5 tahun juga belum lama berada di penampungan. Mereka mengaku sudah tak mandi selama sekitar 6 bulan sebelum akhirnya ditemukan dan dibawa tentara Rusia ke penampungan. Pihak Ukraina tak jarang menggunakan kekerasan untuk memaksa warga
Donetsk mengikuti kehendak mereka.
Pada 2015, Marina Vasilevna, seorang suster rumah sakit anak di Kota Donetsk ditangkap, disiksa, dan dirudapaksa seksual selama 11 hari oleh beberapa petugas persatuan pembebasan Ukraina.
Pada 6 Desember 2022 tentara Ukraina melancarkan serangan ke Donetsk. Delapan orang tewas dalam serangan itu. Salah satunya Maria Pirogova yang aktif dalam kegiatan kemanusiaan menyalurkan bantuan kepada warga terdampak konflik.