Survei ISEAS-Yusof Ishak Institute mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat pesimisme anak muda tertinggi di ASEAN terhadap kondisi ekonomi dan politik. Survei yang dilakukan terhadap lebih dari 3.000 responden berusia 18-24 tahun di beberapa negara, termasuk Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Kepuasan anak muda terhadap pemerintah Indonesia berada di peringkat terbawah, hanya sekitar 50 persen.
Sebaliknya, Singapura menempati posisi tertinggi sebagai negara dengan anak muda paling optimistis. Diikuti oleh Vietnam. Beberapa faktor yang diyakini memicu pesimisme generasi muda Indonesia di antaranya PHK massal, efisiensi anggaran, tingginya angka pengangguran, mahalnya biaya pendidikan, dan ketidakpastian masa depan.
Gerakan pesimisme ini juga terlihat dari berbagai aksi yang dilakukan anak muda, baik di media sosial dengan tagar #KaburAjaDulu maupun demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap.
Tanggapan Warga
Metro TV mewawancarai beberapa warga untuk mengetahui pendapat mereka mengenai hasil survei ini. Ada yang sependapat dengan pandangan pesimisme itu. Namun ada juga yang masih menaruh harapan terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Eko, misalnya. Dia masih percaya bahwa kebijakan dalam pemerintahan Presiden Prabowo masih bisa membawa Indonesia ke perubahan yang lebih positif.
"Pemerintah Prabowo itu meyakinkan bahwa ke depan akan lebih baik. Misalnya, program makan gratis, itu kan bagus untuk anak-anak bangsa yang kurang gizi. Jangan hanya menilai dalam 100 hari kerja. Tapi lihat ke depannya juga," ujar Eko.
Sementara Winda, seorang mahisiswi, menyampaikan rasa prihatin terhadap kondisi negara saat ini. Baginya wajar banyak anak muda yang pesimistis dan ingin mencoba peruntungan nasib ke negara lain.
" Makanya, saya agak setuju dengan gerakan #KaburAjaDulu, karena memang peluang di sini masih sulit. Pemerintah harus lebih mendukung sektor pendidikan," tuturnya.
(Tamara Sanny)